PERISTIWA

GAWAT! Buntut TKA Meninggal di Morowali Utara, China Disebut 'Tidak Diam' dan Akan Minta Keterangan Resmi Indonesia

DEMOCRAZY.ID
Januari 18, 2023
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
GAWAT! Buntut TKA Meninggal di Morowali Utara, China Disebut 'Tidak Diam' dan Akan Minta Keterangan Resmi Indonesia

GAWAT! Buntut TKA Meninggal di Morowali Utara, China Disebut 'Tidak Diam' dan Akan Minta Keterangan Resmi Indonesia

DEMOCRAZY.ID - Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Makassar atau LKBH Makassar meminta Presiden Jokowi moratorium TKA dan perusahaan nikel China. 


Pasca bentrokan antara TKA dan pekerja lokal di PT GNI Morowali Utara, Sulawesi Tengah.


"Jangan dianggap remeh, apa yang terjadi di Morowali bentrok fisik TKI dan TKA China itu sudah mengganggu instabilitas negara dari sektor pertahanan dan keamanan negara. Karena kuat dugaan negara China tidak akan tinggal diam," ungkap Muhammad Sirul Haq, Direktur LKBH Makassar, saat menghadiri pembacaan putusan pra peradilan nomor 33/2022 di Pengadilan Negeri Makassar, Selasa, 17 Januari 2023.


Bentrok di PT GNI Morowali telah mengakibatkan kematian TKI dan TKA. 


Jelas pemerintah China akan meminta keterangan resmi dari pemerintah Indonesia. 


Terkait matinya warga negara mereka, ditambah sentimen ras yang menyebar dan isu TKA China yang juga merupakan tentara China.


"Mana tau kita, bahwa TKA China itu juga merupakan tentara aktif yang ditugaskan oleh negara China daratan, apalagi melihat investasi besar-besaran mereka untuk mendirikan perusahaan tambang nikel memang butuh keamanan," tambah Muhammad Sirul Haq.


Moratorium penting guna menghindari bentrok susulan, isu pertahanan keamanan negara adalah nomor satu di atas segalanya. 


Tim investigasi perlu diturunkan lebih mendalam mengupas kejadian lapangan dan menganalisa dampak keamanan dan pertahanan negara.


"Moratorium ini, dengan alasan pertahanan keamanan negara, stop dulu semua kegiatan tambang nikel di Morowali, turunkan tim independen sebab jika dibiarkan ini akan jadi ledakan yang lebih besar dan sangat potensial menyebabkan kerusuhan yang lebih besar," tambah Muhammad Sirul Haq.


Muhammad Sirul Haq menambahkan, jika pemerintahan Jokowi tidak melakukan moratorium maka kuat dugaan Jokowi harus bertanggung jawab secara hukum dan HAM terhadap keamanan warga negara Indonesia dan konstalasi keamanan pertahanan negara yang terjadi bentrok dengan negara asing dan warga negara asing.


"Jangan dianggap remeh, apalagi Jokowi tidak transparan dari memaparkan perusahan dan pekerja asing di Indonesia khususnya nikel Morowali," ujar Muhammad Sirul Haq.


Diakhir keterangannya, Muhammad Sirul Haq menilai pertahanan keamanan negara lebih penting dari investasi nikel China di Indonesia dan TKA asing. 


Karena tidak juga memiliki andil besar dalam melunasi hutang negara Indonesia. 


Media China Beritakan Bentrokan TKA China dan Buruh Lokal di PT GNI


GAWAT! Buntut TKA Meninggal di Morowali Utara, China Disebut 'Tidak Diam' dan Akan Minta Keterangan Resmi Indonesia


Media China yang berbasis di Hong Kong memberitakan bentrokan antar  TKA China dan buruh lokal PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada Sabtu (14/1/2023) malam. 


Perusahaan peleburan nikel yang dimiliki oleh Industri Nikel Jiangsu DeLong China dilanjutkan pada hari Selasa usai bentrokan maut terjadi. 


Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Kedutaan Besar China di Indonesia mengutuk kekerasan tersebut.


“Kami, sebagai Pemerintah Indonesia, mengutuk insiden keji ini, di mana kekerasan menerobos kawasan industri menyebabkan korban dari staf Cina dan Indonesia dan kerusakan fasilitas di taman,” kata kedutaan China dalam sebuah pernyataan.


Dilansir dari Tribun Palu, bentrokan antara buruh lokal dan  TKA China di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (14/1/2023) malam ternyata dipicu oleh  TKA China.


Kericuhan diawali dari buruh lokal menggelar aksi mogok kerja dan masuk ke pabrik untuk mengajak buruh lainnya mengikuti kegiatan itu.


Saat di dalam pabrik,  TKA China yang tidak ingin mengikuti aksi mogok kerja malah menyerang buruh lokal.


Aksi  TKA China itu pun mendapat perlawanan hingga terjadi bentrok.


TKA China menggunakan besi maupun peralatan di pabrik saat menyerang buruh lokal.


Bentok kedua kubu itu pun merembet hingga pengrusakan dan pembakaran fasilitas kantor dan armada perusahaan.


Seruan mogok kerja karyawan  PT GNI menyusul seringnya terjadi kecelakaan kerja perusahaan nikel tersebut.


Mereka menuntut agar dilakukan perbaikan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan kenaikan penghasilan/gaji mulai Januari 2023. Namun tuntutan itu tak kunjung dipenuhi oleh perusahaan.


Untuk diketahui,  PT GNI merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Tony Zhou Yuan, pengusaha keturunan China. 


 PT GNI ini masuk dalam proyek strategis nasiobnal (PSN) dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (27/12/2021) lalu.


Sebelum beroperasi,  PT GNI sudah sering memakan tumbal nyawa.


Terbaru adalah kebakaran smelter yang menewaskan Nirwana Selle (20) dan I Made Defri Hari Jonathan.


Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, kepolisian menangkap 69 orang terduga provokator dalam peristiwa di kawasan PT GNI. Diduga puluhan buruh yang ditangkap adalah buruh lokal.


“Ada 69 orang diduga sebagai provokator juga pelaku pengrusakan diamankan di Polres Morowali Utara,” ujar Didik, Minggu (15/1/2023).



[Democrazy/suara]

Penulis blog