DEMOCRAZY.ID - Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) Mahfud MD di ruang publik dianggap tidak pantas mengatain rakyat yang kritis seperti ekonom senior Rizal Ramli (RR) dengan bahasa"ngawur dan bodoh".
"Saya jujur terkejut respon emosional Mahfud MD terhadap kritik Rizal Ramli, padahal keduanya sama-sama pernah ada di kabinet Gus Dur dan keduanya menjadi pemikir utama masa transisi saat itu," ujar Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, Jumat (6/1).
Ubedilah mengaku tak habis pikir karena Mahfud MD bisa mengatakan hal seperti itu kepada Rizal Ramli.
Bahkan, umpatan itu disampaikan Mahfud MD bertujuan melawan Rizal Ramli, yang dikenal kritis terhadap pemerintah.
"Padahal RR hanya mengatakan bahwa Mahfud itu tidak betul dan 'ternyata bobot intelektual kawan saya Mahfud MD semakin merosot'. Jadi sebenarnya narasi RR masih rasional dan sebatas kritik bahkan menyebut Mahfud sebagai kawan," kata Ubedilah.
Untuk itu, Ubedilah meminta agar Mahfud MD untuk dapat membedakan antara kalimat "ngawur dan bodoh" dengan kalimat Rizal Ramli "tidak betul dan bobot intelektual kawan saya merosot".
"Dari sisi kalimat kedua kalimat itu tidak setara dan kalimat RR masih tergolong sopan dan berbobot. Tetapi kalimat Mahfud justru terlihat emosional. Ini memang aneh sekelas Menko bahasanya seperti itu ya? Ada apa ya pada diri pak Menko Mahfud MD?" pungkas Ubedilah.
Setelah Dapat 'Bagian', Mahfud Tidak Lagi Kritis Membela Rakyat
Kicauan lama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD soal orang kritis karena tidak dapat bagian, dinilai sebagai sindiran untuk dirinya di saat ini.
Penilaian itu disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun saat berbincang, Minggu (26/7).
Kicauan yang dimaksud adalah unggahan pada tanggal 24 Februari 2016.
Isinya, “dalam banyak kasus, orang kritis itu karena tak kebagian saja. Setelah dapat bagian menjadi pendiam dan rakusnya bukan main. Kuat miskin tapi tak kuat kaya”.
“Itu pernyataan alam bahwa sadar Mahfud MD," kata Ubedilah Badrun.
Dia menilai kicauan itu tidak lepas dari kenyataan bahwa di tahun 2016 lalu sikap kritis Mahfud MD terjadi karena belum mendapatkan bagian.
Sedangkan saat ini, tepatnya sesudah masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, kicauan itu kembali jadi kenyataan.
"Artinya dapat dimaknai bahwa memang selama beberapa tahun Mahfud MD kritis karena belum mendapat bagian. Dan setelah mendapat bagian kekuasaan, dia tidak bisa lagi kritis berjuang membela kepentingan rakyat atau sikapnya lebih terlihat mementingkan kekuasaan dibanding rakyat banyak," jelas Ubedilah
Sebagai Mantan Ketua MK, Mahfud Harusnya Mundur karena Biarkan Perppu Cipta Kerja
Penerbitan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) 2/2022 tentang Perubahan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja memunculkan desakan dari publik terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD untuk mundur dari jabatannya.
Desakan tersebut salah satunya disampaikan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie lantaran melihat Mahfud MD yang merupakan pakar hukum tata negara dan pernah menjadi petinggi lembaga yudikatif justru membiarkan penerbitan Perppu Ciptaker. Padahal, UU tersebut dinyatakan oleh MK inkonstitusional bersyarat.
Menurutnya, Mahfud MD seharusnya memberikan masukan yang benar kepada Presiden Joko Widodo agar menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap uji materiil UU Ciptaker yang pada intinya menyatakan UU yang disusun dengan metode omnibus law atau penggabungan banyak UU itu inkonstitusinal.
"Mahfud MD harus mundur untuk menjaga wibawanya sebagai mantan Ketua MK dan bergelar profesor, juga untuk menjaga kecintaan kepada NKRI," ujar Jerry, Jumat (6/1).
Selain faktor di atas, menurut Jerry, Mahfud MD juga telah memperlihatkan sikap yang tidak baik di hadapan publik, yaitu dengan berkata kasar kepada mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Rizal Ramli dengan berkata "ngawur dan bodoh" melalui media sosialnya.
"Harusnya dia (Mahfud MD) jangan melontarkan kata bodoh kepada RR (akronim nama Rizal Ramli). Justru dia (Mahfud MD) yang bodoh dan karena usia takutnya kena dimensia," demikian Jerry menambahkan. [Democrazy/rmol]