DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin bangsa Indonesia membawa arus anti-intelektualisme di dalam masyarakat. Masyarakat menjadi tidak menghargai pikiran sejak Jokowi berkuasa. “Kemunculan Jokowi sebagai pemimpin negara membawa arus besar anti-intelektualisme dalam masyarakat,” kata mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta dalam artilel berjudul “Munculnya Arus Besar Anti Intelektualisme di Indonesia” Banyak orang yang tidak lagi menghargai pikiran, bahkan mengembangkan sinisme terhadap kedalaman pengetahuan. Para cerdik cendekia sendiri terbawa arus keraguan ini dengan tidak memercayai nilai pikirannya; ikut-ikutan mengagumi sensasi tindakan sesaat seperti pembakaran perahu yang telah lama terampas oleh menteri baru. Kata Yudi, gelombang anti-intelektualisme ini sebagian merupakan arus balik dari pengkhianatan intelektual, tetapi utamanya karena desakan kebutuhan sehari-hari yang tidak segera dipenuhi oleh konsepsi-konsepsi pemikiran. “Seperti kata Bung
DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin bangsa Indonesia membawa arus anti-intelektualisme di dalam masyarakat. Masyarakat menjadi tidak menghargai pikiran sejak Jokowi berkuasa. “Kemunculan Jokowi sebagai pemimpin negara membawa arus besar anti-intelektualisme dalam masyarakat,” kata mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta dalam artilel berjudul “Munculnya Arus Besar Anti Intelektualisme di Indonesia” Banyak orang yang tidak lagi menghargai pikiran, bahkan mengembangkan sinisme terhadap kedalaman pengetahuan. Para cerdik cendekia sendiri terbawa arus keraguan ini dengan tidak memercayai nilai pikirannya; ikut-ikutan mengagumi sensasi tindakan sesaat seperti pembakaran perahu yang telah lama terampas oleh menteri baru. Kata Yudi, gelombang anti-intelektualisme ini sebagian merupakan arus balik dari pengkhianatan intelektual, tetapi utamanya karena desakan kebutuhan sehari-hari yang tidak segera dipenuhi oleh konsepsi-konsepsi pemikiran. “Seperti kata Bung