DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengakui bahwa kecenderungan sentimen politik identitas masih hidup di internal organisasi keagamaan di Indonesia itu. Hal ini tak lepas dari eksploitasi politik identitas, khususnya agama, yang dilakukan para elite politik pada Pemilu 2019. “Di dalam lingkungan NU sendiri kecenderungan politik identitas itu masih cukup kuat,” kata Yahya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Rabu (25/1/2023). “Sampai pemilu terakhir yang kita lakukan 2019 lalu kita melihat bahwa ada mobilisasi dukungan dengan menjadikan identitas NU ini sebagai senjata,” kata dia. Ia mengeklaim bahwa NU bakal berfokus pada upaya pendidikan politik masyarakat supaya kalangan akar rumput dapat memilih calon pejabat berdasarkan pertimbangan rasional dan tak mudah tersulut oleh sentimen politik identitas yang telah terbukti membawa pembelahan jangka panjang. Namun, ia berharap, ...
DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengakui bahwa kecenderungan sentimen politik identitas masih hidup di internal organisasi keagamaan di Indonesia itu. Hal ini tak lepas dari eksploitasi politik identitas, khususnya agama, yang dilakukan para elite politik pada Pemilu 2019. “Di dalam lingkungan NU sendiri kecenderungan politik identitas itu masih cukup kuat,” kata Yahya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Rabu (25/1/2023). “Sampai pemilu terakhir yang kita lakukan 2019 lalu kita melihat bahwa ada mobilisasi dukungan dengan menjadikan identitas NU ini sebagai senjata,” kata dia. Ia mengeklaim bahwa NU bakal berfokus pada upaya pendidikan politik masyarakat supaya kalangan akar rumput dapat memilih calon pejabat berdasarkan pertimbangan rasional dan tak mudah tersulut oleh sentimen politik identitas yang telah terbukti membawa pembelahan jangka panjang. Namun, ia berharap, ...