DEMOCRAZY.ID - Sekitar 4.500 keluarga Muslim di Haldwani Uttarakhand India diminta untuk meninggalkan tempat tinggal mereka oleh Pengadilan Tinggi setempat.
Peringatan itu disampaikan melalui surat pemberitahuan dan mengklaim bahwa tanah tempat mereka tinggal merupakan tanah milik pemerintah.
“Pengadilan Tinggi Uttarakhand telah memerintahkan otoritas terkait untuk mengusir penghuni tidak sah dari tanah kereta api yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Haldwani, yang dikenal sebagai Gaffur Basti,” bunyi laporan seperti dilansir dari Free Press Kashmir, Kamis, 5 Januari 2023.
Pengadilan Tinggi telah memerintahkan penghancuran 4.365 bangunan yang dibangun warga di atas lahan rel kereta api seluas 78 hektar.
23 crane akan dikerashkan untuk penggusuran ini, Buldoser akan menghancurkan bangunan dengan penjagaan ketat personel polisi dan 15 kelompok paramiliter.
Menanggapi hal itu, ribuan orang termasuk wanita dan anak-anak turun ke jalan di kota untuk memprotes perintah tersebut.
Menurut laporan, mayoritas orang yang tinggal di daerah itu adalah Muslim.
Beberapa partai politik telah memberikan dukungan mereka kepada para pengunjuk rasa.
MLA Sumit Hridesh, Abdul Matin Siddiqui, dan Shoaib Ahmed juga bergabung dengan pengunjuk rasa di sana.
Pada hari Rabu, Sekretaris Jenderal Jamiat Ulama-i-Hind juga tiba di lokasi demonstrasi dan memberikan dukungan kepada para pengunjuk rasa.
Nayyar Kazmi, Presiden Negara Bagian All India Majlis-e-Etihad ul Muslimeen, Uttarakhand (AIMIM), menulis kepada Kepala Menteri negara bagian, Pushkar Singh Dhami untuk menolak penggusuran tersebut.
“Lebih dari 4.500 keluarga telah tinggal di sini selama lebih dari tujuh puluh delapan dekade dan memiliki sambungan listrik, pajak rumah, sambungan Jal Sansthan, dan kredensial tempat tinggal lainnya,” tulis surat itu.
“Untuk menyelamatkan ribuan keluarga dari kehancuran oleh keputusan sepihak ini, pemerintah juga harus membawa pihak keluarga yang dirugikan ini ke Pengadilan Tinggi, sehingga mereka dapat diselamatkan dari kehilangan tempat tinggal,” kata Nayyar Kazmi dalam surat tersebut.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa membongkar bangunan akan membuat mereka kehilangan tempat tinggal dan mereka telah tinggal di sini sejak puluhan tahun.
Para pengunjuk rasa juga mengatakan bahwa pembukaan bangunan akan berdampak pada sejumlah besar wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia yang tinggal di daerah tersebut. [Democrazy/HN]