DEMOCRAZY.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti dugaan ngototnya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang disebut “memaksakan” agar laporan Formula E Jakarta dinaikkan statusnya jadi penyidikan meski belum temukan siapa sosok tersangka.
Menurut Rocky, jika KPK terus memberi kesan akan mengejar Formula E yang diyakini akan mengarah ke Anies Baswedan, maka publik akan mulai membandingkan dengan kasus-kasus lainnya.
“Kalau Formula E dipaksakan terus orang akan bikin perbandingan mana isu yang lebih strategis Formula E atau E-KTP,” jelas Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Ahad (8/1/23).
Firli Bahuri pada akhirnya menurut Rocky akan lelah sendiri jika memang benar sebagaimana kabar yang beredar bahwa terus mengejar agar Anies jadi tersangka.
Menurut Rocky, publik khususnya netizen bisa melihat adanya ketidakberesan dalam penanganan kasus yang diduga kuat akan mengarah pada Anies ini.
“Nanti juga Pak Firli malas buat meladeni karena Netizen tetap punya akal untuk membully Pak Firli, jadi sebelum dibully mending hentikan saja,” ungkapnya.
Manuver yang diduga sebagai bagian menjegal Anies maju di Pilpres 2024 ini menurut Rocky lebih baik dihentikan.
Bukannya tanpa alasan, jika memang benar ada upaya penjegalan Anies maju di Pilpres lewat Formula E, maka hal itu tak perlu dilakukan.
Anies menurut Rocky punya masalah serius yang belum diselesaikan yakni mengenai tiket Presidential Thershold 20 persen, yang artinya Anies bisa gagal maju di Pilpres 2024.
“Biarkan saja Anies melenggang nggak usah diganggu toh nanti sejak awal Anies kesulitan mencari 20 persen,” tuturnya.
Hal ini menurut Rocky makin relevan dengan sikap Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang mempersilakan Formula E Jakarta kembali digelar.
“Mungkin Pak Heru sudah makan alam dengan Anies diam-diam dan merasa justru Jakarta akan diingat kalau itu dijadikan event tetap,” jelas Rocky.
Rocky menganggap Formula E punya dampak lanjutan yang bisa menguntungkan berbagai pihak khususnya soal masa depan.
Hal tersebut menurut Rocky harusnya bisa dipahami semua pihak agar bisa dilanjutkan.
“Yang nggak boleh dilakukan itu ‘Formula E-KTP’ itu yang haram, kalau formula E kan enak-enak saja. Orang berkereasi di situ, belajar tentang mobil listrik, dan mulai memantau desain-desain mobil balap di situ sehingga fakultas teknik dan arsitektur misalnya bisa bekerja sama dengan fakultas seni untuk merancang bukan sekadar aero dynamic mobil listrik tapi juga aero estetik, kan itu menimbulkan banyak pelajaran,” jelasnya. [Democrazy/HN]