DEMOCRAZY.ID - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim telah meyakinkan bahwa kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), konsep negara sekuler dan komunisme tidak akan pernah diakui oleh pemerintahannya.
Berbicara dalam wawancara dengan Radio Televisi Malaysia (RTM) dalam program “Narasi Khusus dengan Perdana Menteri” tadi malam (Jumat, 6/1/2023), Anwar mengatakan bahwa masalah tersebut hanya diangkat oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan kebohongan.
“Terkadang para politisi ini akan mengatakan bahwa jika Anwar menjadi perdana menteri maka Islam akan hancur, sekularisme dan komunisme akan mendapatkan pijakan, dan LGBT akan diakui.”
“Ini khayalan. Tentu tidak akan terjadi dan insyaa Allah di bawah pemerintahan saya ini tidak akan terjadi,” ujarnya, seperti dilansir BERNAMA (7/1/2023).
Hal itu dikatakannya saat ditanya tentang tudingan yang menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang menjalankan pemerintahan diktator.
Anwar dituding diktator setelah beberapa tuduhan terhadap dirinya diproses hukum.
Disinggung soal gugatan yang dia ajukan terhadap beberapa orang, Anwar mengatakan hal itu karena tuduhan mereka menyentuh wibawanya sebagai pemimpin.
“Ribuan tuduhan telah dilontarkan, fitnah telah dilontarkan dan selama beberapa dekade saya telah menerimanya tetapi jika saya merasa terlalu berlebihan karena mereka mempertanyakan otoritas dan kredibilitas saya sebagai seorang pemimpin, maka mereka harus diajari bahwa kebebasan ini bukanlah kebebasan untuk memfitnah.”
Sejak diambil sumpah jabatannya sebagai Perdana Menteri pada 24 November tahun lalu, Anwar telah mengajukan tuntutan hukum terhadap beberapa orang termasuk ketua Perikatan Nasional Tan Sri Muhyiddin Yassin karena membuat tuduhan palsu terhadapnya. [Democrazy/Bernama]