AGAMA ISLAMI PERISTIWA

MAKJLEB! Tere Liye Tanggapi 3 Serangkai "Fir'aun, Haman, Qarun" dan Para Penjilatnya

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
ISLAMI
PERISTIWA
MAKJLEB! Tere Liye Tanggapi 3 Serangkai "Fir'aun, Haman, Qarun" dan Para Penjilatnya

MAKJLEB! Tere Liye Tanggapi 3 Serangkai "Fir'aun, Haman, Qarun" dan Para Penjilatnya

FIR'AUN, HAMAN, QARUN


By Tere Liye



Kita tahu Fir'aun, Haman dan Qarun itu jahat kapan? Coba renungkan pertanyaan ini dgn serius. 


Jangan main2, jangan ketawa, apalagi baper. Sudah dewasa semua toh? Bisa diajak berpikir?


Sekali lagi, renungkan: KAPAN kita tahu 3 serangkai ini jahat?


Kita tahu setelah semua kejadian selesai. Tuntas. Dan Tuhan memberitakannya di dalam kitab suci. 


Saat itulah kita tahu, sepakat bulat, 100%, bahwa 3 serangkai ini jahat.


Tapi apakah saat 3 serangkai ini hidup, orang-orang pada tahu? Wah, wah, rakyat Mesir saat 3 serangkai ini hidup, mereka adalah pemuja, pendukung setia. 


Fir'aun adalah simbol kemajuan peradaban saat itu. Hanya hitungan jari saja di era itu yg menyadari jika Fir'aun ini sejatinya jahat. 


Tidakkah kalian mau memikirkannya, heh? Boleh jadi diawal-awal, tiga serangkai ini baik sekali orangnya. 


Cinta dan sayang dg rakyatnya. Dermawan, bersahaja, suka ngasih bantuan, dll, dsbgnya? 


Lantas kekuasaan, harta, disanjung-sanjung oleh para penjilat, oportunis, dielu2kan, membuat mereka semakin lama mulai berubah. Merasa jadi Tuhan.


Coba lihat faktanya, Fir'aun itu merawat Nabi Musa loh? Coba, kurang baik apa? Dan Tuhan, bahkan menyuruh Musa lemah lembut bicara dg Fir'aun. Apa coba sebabnya? 


Ketahuilah adik-adik sekalian, kita sepakat 100% Fir'aun, Haman, Qarun itu jahat, setelah semua selesai, tuntas. 


Jika kita hidup di jaman itu, boleh jadi, kitalah penjilat nomor satu bagi mereka. Berebut pengin jadi ring 1 mereka. 


Nah, apa maksud dari catatan ini?


Sungguh, kita semua boleh jadi adalah Fir'aun, Haman dan Qarun. Kita sih merasa paling baik, paling oke. Dielu2kan. Termasuk saya, Tere Liye? 


Dia boleh jadi lebih jahat dari 3 orang ini. Sok suci, sok baik nulis2 buku buat generasi berikutnya, tapi simpel hanya demi ketenaran, kekuasaan, kekayaan. Dia tidak peduli yg lain.


Paham?


Berhentilah merasa kita ini baik. Tiap malam kita harusnya nangis, cemas, takut sekali jika kita ini termasuk yg jahat. 


Lebih2, astaga, berhentilah baper saat idola kamu dikritik orang lain. 


Karena kita juga baru tahu apakah kita itu baik atau jahat nanti, saat semua telah tuntas. 


Kelak di akherat. Jangan2, barulah kita kuaget deh.


(FB)

Penulis blog