DEMOCRAZY.ID - Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui bahwa Indonesia berada dalam kondisi genting.
Melihat pengakuan Jokowi bahwa Indonesia dalam keadaan genting, Gigin Praginanto mengungkit perbuatan mantan Presiden Filipinan Ferdinand Marcos.
Ferdinand Marcos atau bernama lengkap Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr. merupakan Presiden ke-10 Filipina yang menjabat dari 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986.
Gigin menyebutkan bahwa Ferdinand dulu mengatakan jika negaranya berada dalam kondisi darurat, ia kemudian membangun kediktatoran untuk mengatasinya, dan keadaan tersebut ternyata tidak nyata.
"Ferdinand Marcos dulu blak-blakan negara dalam keadaan darurat," ucapnya dikutip dari Twitter @giginpraginanto, Senin (16/1).
"Lalu dia membangun kediktatoran untuk menghadapi keadaan darurat jadi-jadian itu. Akhirnya dia diturunkan secara paksa oleh People's Power," sambungnya.
Ferdinand Marcos dulu blak-blakan negara dalam keadaan darurat. Lalu dia membangun kediktatoran untuk menghadapi keadaan darurat jadi-jadian itu. Akhirnya dia diturunkan secara paksa oleh People's Power. pic.twitter.com/uPzRr2nEwz
— gigin praginanto (@giginpraginanto) January 15, 2023
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa situasi dunia tengah berada dalam kegentingan, termasuk Indonesia, meskipun ekonomi masih mampu tumbuh positif dalam setahun terakhir.
Namun ia mengaggap bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak baik-baik saja, padahal sebelumnya Jokowi selalu optimis dalam setiap pidatonya.
"Banyak yang belum memiliki perasaan yang sama. Bahwa kita sekarang ini berada dalam kegentingan global. Kita merasa normal-normal saja padahal keadaan semua negara, termasuk Indonesia itu, berada pada kegentingan global," ungkap Jokowi dikutip dari CNBC. [Democrazy/NW]