DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan kritikan pedasnya terhadap elit pemerintah termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Kritikan pedas tersebut terkait dengan pertanyaan presiden yang selalu meminta siswa untuk menjawab kuis nama-nama ikan.
Hemat dia, presiden tidak membangun cara berpikir dialektik dengan generasi penerus bangsa, khususnya anak-anak sekolah dasar (SD).
Jika itu dilakukan harapannya dunia pendidikan Indonesia akan lebih maju.
"Mungkin kita punya harapan dengan dunia pendidikan," kata Rocky Gerung dalam kanal YouTube pribadinya.
Video itu sendiri diambil saat filsuf jebolan Universitas Indonesia itu memberikan kuliah umum di depan kader PKS pada 2019 silam. Namun kembali diposting ulang.
"Tapi, setiap kali presiden bertemu dengan guru dan anak SD yang diucapkan adalah nama-nama ikan. Nggak ada dialektika," sentil dia.
Meski masih seputar kuis nama-nama ikan, dialektika meski dibangun oleh seorang presiden sehingga pemikiran anak-anak bisa terbuka.
Dia mencontohkan mengapa Jokowi tidak bertanya ke anak SD.
"Mengapa ikan tidak bisa manjat pohon?" begitu contoh Rocky Gerung.
Dia juga mengkritik Kementerian Pendidikan yang hanya bermain dalam kata-kata di spanduk saat Hari Guru, di mana tertulis "Guru Penggerak Indonesia Maju, Indonesia Maju," yang merujuk tagline Presiden Jokowi.
Dia berharap pemerintah berhenti dengan bermain kata-kata. Dengan anggaran untuk pendidikan yang terbilang kecil.
Nasib guru masih jauh panggang dari api dan masih banyak yang menderita. Untuk itu, dia melihat bahwa tagline hari guru adalah "Derita Guru".
"Tagline kita di sini adalah derita guru. Jadi bagaimana mungkin orang yang menderita mau memajukan Indonesia," ungkapnya.
Guru yang dia lihat bukan sekadar hanya diming-imingi dengan peningkatan pendidikan untuk jenjang karir.
Tapi, harusnya guru juga diberikan uang yang banyak untuk bekal berangkat ke tempat mengajar.
"Guru butuh bensin untuk berangkat," sentil dia lagi. [Democrazy/KJ]