DEMOCRAZY.ID - Upaya melanggengkan jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga tiga periode masih terus diembuskan sebagian elite politik.
Terbaru, pernyataan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menggulirkan wacana tiga periode itu.
Tak pelak, pernyataan Bamsoet itu dinilai mengkhianati konstitusi.
Sebagai pimpinan lembaga tinggi negara, Bamsoet mengikuti jejak Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) LaNyalla Mahmud Mattalitti yang juga melontarkan soal jabatan Jokowi sebagai presiden diperpanjang.
“Makan apa mereka dari Presiden Jokowi?” kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangannya dikutip Sabtu (10/12/2022).
Pangi mengemukakan hal itu lantaran heran mengapa kedua pimpinan lembaga tinggi negara itu berkeinginan melanggengkan kekuasaan Presiden Jokowi tanpa batas.
“Sampai ngotot gitu amat melanggengkan kekuasaan tanpa batas,” ujar Pangi geram.
Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting itu menyebut Bamsoet dan LaNyalla menyalahgunakan kewenangannya untuk melanggengkan kekuasaan presiden menjadi tanpa batas.
Padahal, konstitusi mengharuskan masa jabatan presiden cukup dua periode.
“Saya pikir yang berpotensi menjadi pengkhianat konstitusi adalah yang punya jabatan strategis. Atas nama kehendak rakyat. Padahal ini agenda elit yang tidak mau pestanya cepat berakhir,” lanjut Pangi.
Dia menjelaskan, pergantian kekuasaan secara berkala merupakan salah satu kriteria utama negara demokrasi.
Sayangnya, lanjut dia, elit Indonesia justru berupaya untuk melanggengkan kekuasaan Jokowi.
“Mereka punya judul lagu lama dan kaset usang karena enggak ada yang memenuhi kriteria sehebat Jokowi. Ini logika gagal paham dan sesat berfikir,” ujar Pangi.
Hasil Survei
Sebelumnya, survei Poltracking menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi meningkat hingga mencapai 73,2 persen.
Hasil survei itu disebut sebagai bentuk keinginan publik untuk tiga periode kepemimpinan Jokowi.
Bamsoet menilai hasil survei itu menunjukkan keinginan mayoritas masyarakat yang mengharapkan masa kepemimpinan Jokowi tetap berlanjut ke tiga periode.
“Kita tahu deras sekali pro kontra di masyarakat ada yang memperpanjang, ada yang mendorong tiga kali, tapi terlepas itu saya sendiri ingin tahu keinginan publik yang sesungguhnya ini apa. Apakah kepuasan ini ada korelasinya dengan keinginan masyarakat beliau tetap memimpin kita dalam masa transisi ini,” kata Bamsoet saat menjadi narasumber rilis survei Poltracking yang digelar virtual, Kamis (8/12/2022).
Bamsoet kemudian angkat bicara dan menilai tidak ada yang salah dari pernyataannya soal perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
Ia berdalih, niatannya hanya ingin membuka ruang diskusi bagi masyarakat.
“Terkait respon saya kepada Hanta Yudha (Poltracking) yang merilis survei tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi-Maruf Amin meningkat tajam, banyak yang protes. Saya kan hanya mengajak berpikir. Masa berpikir saja tidak boleh,” ujarnya, Jumat (9/12/2022). [Democrazy/Inilah]