DEMOCRAZY.ID - Ilmuan Politik Prof Saiful Mujani menilai kriteria terpenting bagi tokoh-tokoh politik adalah kedekatan dengan rakyat.
Menurutnya, presepsi rakyat terhadap tokoh politik merupakan salah satu cara memahami hubungan antara pemilih dan partai politik.
Ia mengatakan, penilaian masyarakat terhadap tokoh-tokoh partai yang dipilih biasanya menggunakan beberapa kriteria soal kualitas tokoh atau elite politik.
Yang kerap dipakai, seperti empati dan care. Tokoh-tokoh tersebut seberapa care dengan rakyat.
“Biasanya konsep care dan peduli tersebut diterjemahkan dengan dekat dengan rakyat,” tutur Saiful.
Selain itu, kata Saiful, kriteria kedua adalah integritas. Hal ini diterjemahkan dalam seberapa bersih politisi dari korupsi. Dan yang ketiga, seberapa taat dalam beragama.
“Dalam konteks Indonesia, menurut Saiful, agama masih sangat penting dan sering masuk dalam analisis faktor yang berpengaruh pada pemilih,” ungkapnya.
“Kriteria keempat berkaitan dengan kompetensi. Kompetensi diterjemahkan dalam kepintaran, berwawasan luas, bisa mengatasi masalah, dan sebagainya,” lanjutnya.
Berdasarkan survei nasional SMRC pada November 2022, kriteria yang paling penting tokoh partai politik di publik, adalah dipersepsi dekat dengan rakyat.
Terdapat 37 persen yang menyatakan kriteria paling penting dari tokoh politik merupakan dekat kepada rakyat.
“Kriteria terpenting kedua adalah bersih dari korupsi, 26 persen, taat pada agama 16 persen. Sementara pintar atau berwawasan luas 14 persen,” ungkapnya.
Dalam data tersebut, ia menyimpulkan aspek kepintaran hingga taat agama tak begitu penting. Yang terpenting, dekat dengan rakyat dan bersih dari korupsi.
Dua aspek itu dinilai paling penting oleh 63 persen pemilih.
“Itu (dekat dengan rakyat dan bersih dari korupsi) adalah modal yang paling penting kalau seorang politisi mau mendapatkan pengaruh di dalam masyarakat. Setidak-tidaknya warga memiliki gambaran bahwa orang ini punya kepedulian pada masyarakat dan memiliki integritas atau bersih dan tidak punya track record korupsi,” pungkasnya. [Democrazy/populis]