AGAMA ISLAMI POLITIK

Perjuangkan Agama Dibilang Politik Identitas, HRS Mencak-mencak: Kita Ini Dikerdilkan dan Dikucilkan Mereka!

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
ISLAMI
POLITIK
Perjuangkan Agama Dibilang Politik Identitas, HRS Mencak-mencak: Kita Ini Dikerdilkan dan Dikucilkan Mereka!

Perjuangkan Agama Dibilang Politik Identitas, HRS Mencak-mencak: Kita Ini Dikerdilkan dan Dikucilkan Mereka!

DEMOCRAZY.ID - Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), menyinggung soal memperjuangkan Islam yang justru sering dianggap sebagai politik identitas.


Awalnya, Habib Rizieq menjabarkan soal ciri-ciri partai politik dan calon pemimpin yang sebaiknya dipilih dalam Pemilu 2024 mendatang.


Habib Rizieq kemudian menegaskan kalau prinsipnya bukan melihat partai atau sosok calon pemimpin tersebut, tapi kualitas mereka terhadap Islam.


“Prinsip saya dari dulu enggak berubah. Jadi kita bukan melihat partainya atau orangnya, kita lihat kualitasnya. Kualitas partai itu terhadap Islam bagaimana, kualitas calon itu terhadap Islam bagaimana,” ucapnya dikutip dari kanal YouTube Islamic Brotherhood Television | IBTV yang diunggah pada Selasa (6/12/2022).


Oleh karena itu, ia berharap pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, umat disuruh memilih calon pemimpin yang semuanya baik.


Ia menjelaskan, “Jadi saya berharap, insyaAllah di Pilpres yang akan datang, umat ini ditawarkan untuk memilih orang-orang yang baik. Sebab kalau kita disuruh pilih orang-orang yang baik, kita enggak mumet, kita enggak ribut. Milih yang ini bagus, milih yang itu bagus.”


“Cuman yang jadi masalah, seringkali terjadi di kita punya negeri, begitu masuk pemilihan pemimpin, kita disuruh pilih antara Serigala sama Buaya. Jangankan umat, kiai aja bingung (pilih yang mana). Kondisi itu bisa terjadi karena banyak partai-partai yang tidak lagi memperjuangkan agama,” sambungnya.


Menurutnya, ketika sebuah partai atau calon pemimpin sedang memperjuangkan agama, malah disebut sebagai politik identitas.


Habib Rizieq menegaskan kalau politik identitas yang dimaksud oleh sejumlah orang itu adalah gerakan Islam.


“Begitu memperjuangkan agama, apa disebut? Politik identitas. Sekarang ini yang dimaksud politik identitas tuh politik Islam. Mereka pura-pura aja ‘politik identitas tuh politik yang membawa identitas atau suku atau ini’, enggak. Yang dia maksud politik identitas adalah gerakan Islam,” terangnya.


Habib Rizieq melanjutkan, “Gerakan Islam nih dianggep politik identitas semua. Kita nih dikerdilkan, kita nih dikucilkan, kita nih dijelek-jelekkan oleh mereka saudara.Padahal politik identitas tuh dulu justru dimainkan oleh para pejuang kita.”


Setelah itu, Habib Rizieq menjelaskan soal politik identitas yang digunakan oleh para pejuang terdahulu. 


Pasalnya, ia menilai semua orang atau partai pasti memakai politik identitas.


Ia menyampaikan, “Lihat Imam Bonjol berjuang, pakai politik identitas. Dia pakai syariat Islam, pakaiannya juga pakaian seorang ulama, dia lawan Belanda, itu politik identitas. Begitu juga Pangeran Diponegoro pada saat lawan Belanda, itu juga politik identitas. Pangeran Diponegoro kita lihat dong, pakai jubah, pakai imamah, dia ulama, dia pakai baju ulamanya, berarti politik identitas.”


“Siapa yang enggak pakai politik identitas? Mau partai-partai yang mengaku sebagai demokrat, nasionalis, semuanya pakai identitas. Identitas demokrasi, identitas kebangsaan, itu namanya identitas. Jangan Islam saja yang dituduh politik identitas,” tandas HRS. [Democrazy/populis]

Penulis blog