EKBIS

Bank Dunia Ungkap Harga Beras RI Paling Mahal, Klaim Jokowi Diungkit Kembali

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Bank Dunia Ungkap Harga Beras RI Paling Mahal, Klaim Jokowi Diungkit Kembali

Bank Dunia Ungkap Harga Beras RI Paling Mahal, Klaim Jokowi Diungkit Kembali, Mana Yang Benar?

DEMOCRAZY.ID - Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak menyoroti Bank Dunia (World Bank) yang menyebut harga beras di Indonesia jauh di atas harga beberapa negara tetangga seperti di Filipina, Vietnam hingga Thailand.


Hal tersebut ditanggapi Lukman Simandjuntak melalui akun Twitter pribadi miliknya. 


Dalam cuitannya, Lukman Simandjuntak menyinggung terkait yang menginginkan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi 3 periode.


Lukman Simandjuntak juga menyindir yang kerap meminta penundaan Pemilu 2024.


"Acungkan tangan, buat yang masih mau nambah periode atau tunda pemilu?," ungkap Lukman Simandjuntak dikutip dari akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (21/12).



Sementara itu, pernyataan dari Bank Dunia tersebut menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi harga pangan domestik.


"Harga eceran beras Indonesia secara konsisten adalah yang tertinggi di ASEAN selama (satu) dekade terakhir," bunyi laporan Bank Dunia 'Indonesia Economic Prospect (IEP) December 2022'.


Bank Dunia mengatakan harga beras di Indonesia 28 persen lebih tinggi dari harga di Filipina, serta lebih mahal dunia kali lipat dari harga di Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.


Penyebab harga beras tinggi di Indonesia, kata Bank Dunia, terjadi karena dukungan harga pasar bagi produsen pertanian seperti pembatasan perdagangan melalui tarif impor, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama, dan tindakan non-tarif lainnya.


"Rantai pasokan yang panjang dan biaya distribusi yang tinggi, sebagian karena geografi negara yang kompleks, juga menaikkan harga pangan bagi konsumen di negara tersebut," jelas Bank Dunia. 


Jokowi Klaim Harga Beras RI Lebih Murah dari Negara Lain, Ini Datanya


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan harga beras di Indonesia masih bisa dikendalikan pada rata-rata sekitar Rp10.000. 


Harga tersebut, kata Jokowi, masih jauh lebih murah jika dibandingkan negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat (AS) dan China.


"Kita ini harus bersyukur bahwa utamanya harga pangan, utamanya lagi harga beras masih bisa kita kendalikan dengan baik. Harga beras di angka rata-rata masih Rp10.000-an, lebih sedikit," kata Jokowi pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Inflasi 2022 di Istana Negara, Kamis (18/8/2022).


Jokowi mengatakan perbandingan harga beras dalam negeri dengan empat negara tersebut diketahui setelah mengecek ke kedutaan masing-masing negara. 


Dari empat negara yang disebutkan, harga beras di Jepang merupakan yang tertinggi yakni Rp66.000.


"Kemarin saya cek di kedutaan, coba cek harga beras di Jepang Rp66.000, di Korea Selatan Rp54.000, di Amerika Rp53.000, di China Rp26.000. Ini yang terus harus kita pertahankan," jelasnya.


Di sisi lain, Jokowi menilai sertifikat penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) kepada Indonesia untuk sistem ketahanan pangan dan swasembada beras perlu disukuri.


Dia berpesan agar pencapaian tersebut bisa dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga bisa mencapai swasembada beras.


"Tidak hanya swasembada beras saja, tetapi nanti bisa ekspor beras, ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara," ujarnya.


Kendati demikian, Jokowi turut menyoroti harga beras antardaerah yang tidak merata akibat tingkat inflasi yang berbeda. 


Menurutnya, biaya transportasi yang mahal menjadi salah satu pemicunya. 


Dia mencontohkan beras melimpah di Merauke dengan harga Rp6.000, tapi tidak ada pembeli. Padahal ada daerah lain yang masih kekurangan beras.


"Saya cek ke bawah, bener harganya Rp6.000. Ada daerah lain yang kekurangan beras. Kenapa enggak ngambil dari Merauke yang harganya masih murah? Problemnya transportasi mahal," katanya.


Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan seluruh pihak untuk waspada karena sejumlah lembaga internasional memprediksi terdapat 60 negara dengan perekonomian yang rentan ambruk, dan 345 juta orang di 82 negara akan menderita kekurangan pangan akut dan kelaparan.


Bank Dunia Sebut Harga Beras RI Termahal se-ASEAN 10 Tahun Terakhir


Menurut laporan Bank Dunia soal prospek ekonomi Indonesia Desember 2022, harga beras di Indonesia 28% lebih tinggi dari harga di Filipina. 


Laporan itu juga menyebut harga beras di Indonesia dua kali lipat dari harga di Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.


"Harga eceran beras Indonesia secara konsisten adalah yang tertinggi di ASEAN selama (satu) dekade terakhir," tulis laporan Bank Dunia 'Indonesia Economic Prospect (IEP) December 2022', Senin (19/12/2022).


Menurut laporan itu, melansir detikFinance, tingginya harga beras di Indonesia terjadi karena dukungan harga pasar bagi produsen pertanian, seperti pembatasan perdagangan melalui tarif impor, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama, dan tindakan non-tarif lainnya.


"Rantai pasokan yang panjang dan biaya distribusi yang tinggi, sebagian karena geografi negara yang kompleks, juga menaikkan harga pangan bagi konsumen di negara tersebut," jelas Bank Dunia.


Dalam data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras kualitas bawah hari ini Rp 10.600 per kg, beras jenis medium Rp 11.700 per kg, dan beras kualitas super Rp 13.550 per kg.


Selain soal harga beras, Indonesia juga disebut menghadapi tantangan dari sisi keterjangkauan bahan pangan dan kecukupan gizi. 


Bank Dunia pun menyarankan pentingnya meningkatkan produktivitas serta mengurangi hambatan impor pertanian.


"Kebijakan untuk mendorong diversifikasi pangan yang lebih bergizi (ternak, buah dan sayuran) dan mengurangi distorsi kebijakan yang saat ini berpihak pada produksi beras dapat meningkatkan kecukupan gizi," kata Bank Dunia dalam laporannya. [Democrazy/NW]

Penulis blog