DEMOCRAZY.ID - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan sampai saat ini belum ada kesepakatan besaran pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Negosiasi sampai saat ini masih terus berjalan dengan pihak China. "Sama China negosiasi cost overrun itu memang belum selesai betul, sedang proses nego," ujar Dwiyana ketika ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022). Dari dua kali asersi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diputuskan bengkak Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,4 miliar atau Rp 21,8 triliun (kurs Rp 15.600). Dwiyana menjelaskan pihak China menilai jumlah bengkak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,4 miliar kelewat besar. Hal itu terjadi karena pihak China tidak mengakui beberapa aspek perhitungan bengkak biaya proyek yang dihitung di Indonesia. "Kenapa China cenderung lebih kecil hitungan cost overrun-nya? Karena pemerintah China belum mengakui a
Alot Banget! China Belum Sepakat Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat, Kenapa?
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan sampai saat ini belum ada kesepakatan besaran pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Negosiasi sampai saat ini masih terus berjalan dengan pihak China. "Sama China negosiasi cost overrun itu memang belum selesai betul, sedang proses nego," ujar Dwiyana ketika ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022). Dari dua kali asersi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diputuskan bengkak Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,4 miliar atau Rp 21,8 triliun (kurs Rp 15.600). Dwiyana menjelaskan pihak China menilai jumlah bengkak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,4 miliar kelewat besar. Hal itu terjadi karena pihak China tidak mengakui beberapa aspek perhitungan bengkak biaya proyek yang dihitung di Indonesia. "Kenapa China cenderung lebih kecil hitungan cost overrun-nya? Karena pemerintah China belum mengakui a