EKBIS

Ekonom Senior Indef Kritik Pemerintah: Rakyat Lagi Susah Duit, Kok Malah Mau Subsidi Kendaraan Listrik?!

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Ekonom Senior Indef Kritik Pemerintah: Rakyat Lagi Susah Duit, Kok Malah Mau Subsidi Kendaraan Listrik?!

Ekonom Senior Indef Kritik Pemerintah: Rakyat Lagi Susah Duit, Kok Malah Mau Subsidi Kendaraan Listrik?!

DEMOCRAZY.ID - Rencana pemerintah memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik dikritik. Saat ini, rakyat sedang susah duit, belum perlu kendaraan listrik.


Ekonom senior Indef Aviliani menyarankan pemerintah meninjau ulang rencana subsidi pembelian kendaraan listrik. 


Subsidi kendaraan listrik, bukanlah sesuatu yang mendesak alias urgent. Serta, tidak memberikan efek domino terhadap perekonomian nasional.


Aviliani mengatakan, saat ini, Indonesia belum memiliki industri perakitan serta infrastruktur untuk pengembangan kendaraan listrik. 


Seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mumpuni dan merata.


Karena industri perakitan kendaraan listrik di dalam negeri, belum tersedia, maka pemerintah, kata Aviliani, akan mengimpornya. 


“Artinya, program ini tidak akan memberikan penambahan nilai bagi perekonomian, justru akan semakin ketergantungan dengan produk impor. Jadi ini menurut saya sih belum terlalu urgent ya. Masih perlu dimatangkan lagi,” ujar Aviliani dalam Indef School of Political Economy (ISPE), Jakarta, Selasa (13/12/2022).


Ekonom Senior Indef Kritik Pemerintah: Rakyat Lagi Susah Duit, Kok Malah Mau Subsidi Kendaraan Listrik?!

Menurut Aviliani, sejauh ini, pemerintah hanya bicara mengenai supply side saja. Tidak sedikit pun menyinggung demand side. 


Dikhawatirkan, ketika insentif motor listrik diberikan tanpa ada pembelinya, menjadi percuma.


Dia menyarankan, pemerintah menyiapkan industri kendaraan listrik, selanjutnya mempelajari demand side-nya seperti apa. Terakhir, siapkan insentif kalau betul-betul perlu.


“Jadi menurut saya kalau mau bangun industri dulu. Kedua, lihat dulu demand nya yang orientasi ekspor maupun di domestik. Apakah domestik punya kemampuan atau tidak sehingga ketika kita ambil policy itu sudah tahu tentang demand nya. Jadi mesti diubah ini. Pemerintah jangan lagi ke supply side dulu. Tapi demand side,” jelasnya.


Peneliti Indef, Eko Listiyanto mengatakan, rencana insentif motor listrik sebesar Rp6,5 juta per kendaraan, kurang tepat. 


Saat ini, masyarakat lebih membutuhkan insentif untuk bertahan hidup ketimbang membeli kendaraan.


Eko menilai apabila pemerintah mempunyai anggaran sebanyak itu untuk insentif motor listrik, maka sebaiknya dialihkan kepada masyarakat miskin. Hal itu tentu lebih berguna dan membantu daya belinya.


“Memang saat resesi harus banyak insentif, tapi kan nggak adil. Bagi saya itu masalah. Kalau mau sadar lingkungan harusnya bukan dengan program itu, harusnya Rp6,5 juta untuk memperbaiki lingkungan yang rusak atau diberikan ke orang miskin, pasti lebih senang mereka dan sangat terbantu,” pungkasnya. 


Pemerintah Bakal Kasih Subsidi untuk Kendaraan Listrik


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah sedang menghitung dan membahas subsidi untuk kendaraan listrik. 


"Kita sedang hitung dan bicarakan. Kita membangun ekosistem," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (13/12/2022).


Luhut mengatakan bahwa terkait subsidi atau insentif untuk kendaraan listrik, Thailand dan Vietnam menjadi tolak ukur (benchmark). 


Penggunaan kendaraan listrik menimbulkan berbagai dampak positif, salah satunya mampu memperbaiki kualitas udara menjadi lebih bersih.


"Jadi kita jangan sampai kalah, ini tidak boleh dilihat hanya satu sisi namun harus dilihat secara komprehensif," katanya.


Karena itu subsidi bagi kendaraan listrik di Indonesia juga tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain. 


"Berapa banyak subsidi? Kita tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain, karena itu akan merugikan Indonesia," ujar Luhut.


Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah sedang mengkaji berbagai aspek untuk memberikan insentif bagi transisi dan konversi mobil, motor, dan angkutan umum dari konvensional ke berbasis listrik.


Pemerintah terus menerus melakukan rapat tentang pengembangan mobil listrik ini. 


Bagaimana memikirkan tentang insentif agar Indonesia nanti jangan hanya menjadi market di kawasan Asia. Indonesia menuju kepada penyesuaian lingkungan itu.


Moeldoko mengatakan insentif memang diperlukan untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik. 


Thailand dan Vietnam telah menerapkan insentif bagi industri kendaraan listrik untuk mempercepat pertumbuhan kendaraan yang diklaim ramah lingkungan itu.


Bahkan, kata Moeldoko, besaran insentif tersebut sudah dirumuskan oleh jajaran pemerintah. [Democrazy/Inilah]

Penulis blog