DEMOCRAZY.ID - Pecahnya skandal perusakan buku merah yang disebut berisi awal mula investigasi lanjutan dari berbagai kasus menyangkut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat geger pada 17 Oktober 2019.
Bahkan sempat ada rekaman kamera pengawas (CCTV) yang diterima IndonesiaLeaks memperlihatkan dengan jelas detik-detik momen perusakan barang bukti buku merah oleh penyidik KPK yang diduga berasal dari unsur kepolisian.
Tentu saja dulu skandal buku merah menjadi sebuah polemik besar, apalagi nama Tito Karnavian yang pada saat itu masih menjabat sebagai Kapolri ikut terseret.
Nama Tito Karnavian tercantum dalam buku merah itu, yang disebut sebagai salah satu pihak yang menerima aliran uang dari Basuki Hariman.
Diketahui Basuki Hariman merupakan pemilik perusahaan CV Sumber Laut Perkasa, yang mana dalam buku merah mencatat transaksi keuangan perusahaan tersebut.
Terlihat di dalam buku merah ada sejumlah uang yang disalurkan oleh CV Sumber Laut Perkasa ke sejumlah pejabat, salah satunya dikatakan adalah Tito Karnavian.
Basuki sendiri merupakan seorang narapidana kasus suap impor daging, bahkan saat itu kasusnya juga mengaitkan hakim Mahkamah Konsitusi (MK) Patrialis Akbar.
Melansir dari berbagai sumber informasi, ada sembilan kali uang yang mengalir ke kantong Tito Karnavian.
Nominal uang yang mengalir pun disebut tak main-main, mencapai Rp 8,1 miliar.
Hal tersebut terungkap berdasarkan BAP sekretaris Basuki, yakni Kumala Dewi Sumartono karena ia rutin mencatat di buku itu.
Dengan adanya bukti tersebut, mencuat kemungkinan adanya kaitan antara buku merah yang dirusak dengan penyiraman air keras ke mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Apalagi rumor itu semakin diperkuat dengan perusakan buku merah yang rupanya dilakukan hanya dalam waktu tiga hari pasca Novel Baswedan dan Tito Karnavian bertemu.
ISU PERANG BINTANG POLRI DIPICU TITO KARNAVIAN?
Belum tuntas isu keterlibatan Tito Karnavian di skandal buku merah, baru-baru ini muncul isu perang bintang yang mencuat ke publik.
Bahkan menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond Junaidi Mahesa menyeret nama dua mantan Kapolri yakni Tito Karnavian dan Idham Azis ke dalam isu perang bintang tersebut.
Desmond memang meyakini bahwa isu perang bintang di tubuh internal Polri sama sekali tidak ada.
Akan tetapi ia menilai bahwa Polri saat ini sudah dirusak oleh kedua mantan Kapolri itu, Tito dan Idham.
Mengapa ia berkata demikian? Ucapannya itu berkaitan dengan pertemuan antar mantan Kapolri dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada akhir Oktober 2022 lalu.
Dari pertemuan yang diadakan di Mabes Polri itu, ternyata tidak nampak sosok Tito Karnavian dan Idham Azis di sana.
Maka dari itu Desmond mengira ada 'gap' atau jarak antara Tito dan Idham dengan para pejabat tinggi Polri lainnya.
"Perang bintang menurut saya tidak ada, cuma sistem ini rusak," ujar Desmond saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta pada Rabu, 9 November 2022.
Desmond kemudian menyebut kalau eks Kapolri lainnya tidak mengajak gabung dua eks Kapolri, yang disinggung keduanya sebagai Tito Karnavian dan Idham Azis.
Maka dari itu sistem di internal Polri disebut-sebut oleh Desmond telah menjadi rusak karena bersumber dari dua mantan Kapolri tersebut.
"Kalau kita baca, kenapa para Kapolri, para mantan Kapolri tidak ngajak dua mantan kapolri lain?" tandas Desmond.
"Berarti udah jelas dong, dua mantan kapolri yang tidak ikut adalah sumber masalahnya," sambungnya.
Selain itu Desmond juga menyinggung soal Satgassus Polri yang mana waktu itu, sebelum dibubarkan, pernah dipimpin oleh Ferdy Sambo.
Lebih lanjut, Desmond menuturkan bahwa Satgassus dibentuk langsung oleh Tito Karnavian dan Idham Azis.
"Kalau kita telusuri Sambo, Sambo itu Satgassus. Siapa yang bikin satgassus? Ya Tito (Karnavian) ya Idham (Azis)," tandasnya.
"Kerusakan yang terjadi hari ini disebabkan dua kapolri yang nggak bagus itu loh. Yang mantan-mantan kapolri nggak mau ngajak mereka," tambah Desmond. [Democrazy/DW]