DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik yang cukup kontroversial, Rocky Gerung menilai pelaksanaan KTT G-20 di Bali tidak memiliki sesuatu yang spesial.
"KTT G20 itu peristiwa yang biasa sekali. Publik pasti kaget kalau di Argentina KTT G20 itu berlangsung di lapangan terbuka pakai tenda," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal youtubenya, Senin 14 November 2022.
Menurut Rocky, spesialnya pelaksanaan KTT G20 di Bali ini hanya untuk mengangkat citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) semata.
"G20 itu tradisi biasa saja, tapi bagi Indonesia ini upaya untuk menaikan profil Pak Jokowi," ujarnya.
Rocky juga menyinggung terkait protokol pengamanan pada pelaksanaan KTT G-20 di Bali yang dianggapnya terlalu berlebihan.
"Pengamanan yang berlebihan itu hanya sebatas menaikkan citra serta popularitas Jokowi," imbuhnya.
Secara tegas Rocky menyebut, bahwa KTT G20 ini tidak akan menghasilkan apapun di tengah carut marut ekonomi dan politik dunia saat ini.
"Dua negara bertikai yakni Rusia dan Ukraina pemimpinnya tidak datang. Padahal tujuan awal G20 untuk meredakan konflik di Eropa agar ada gencatan senjata yang dihasilkan dalam pertemuan kali ini," tuturnya.
Terlebih lagi, kata Rocky, terkait penurunan suhu dunia yang mencapai satu setngah derajat. Hal ini juga sudah tidak mungkin dilakukan.
"G20 di Bali itu sudah gagal. Jadi cuma sodor menyodorkan proposal," tegasnya.
Rocky menjelaskan, bahwa KTT G20 hanya sebuah konferensi biasa yang tuan rumahnya digilir berdasar abjad.
"Seharusnya tuan rumah G20 tahun ini bukan di Indonesia, tapi di India. Hanya saja Indonesia melobi supaya bisa menjadi tuan rumah pada tahun ini dari jadwal Indonesia yang kebagian pada 2023. Alasannya, Indonesia tahun 2023 menjadi tuan rumah KTT ASEAN," pungkasnya. [Democrazy/DW]