DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengeluarkan pendapat yang tak terduga mengenai kualitas kepemimpinan orang nomor satu di tanah air saat ini dibandingkan dengan Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Terlihat dari unggahan video dari akun Instagram @klipfahri, secara tidak langsung Fahri menyebutkan bahwa SBY memiliki kemampuan berpikir yang baik dan mahir dalam berpidato.
Fahri lantas juga mengaku bahwa selama kepemimpinan SBY tak pernah merasa tersinggung ketika diberikan kritik, pada era SBY dinilai lebih kondusif dalam kritik dan demokratisasi.
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan sosok pemimpin yang selalu dan meminta agar dikritik. Dengan begitu, SBY dianggap sebagai pemimpin yang terbuka.
“Saya ingin memberikan contoh Pak SBY. Saya pengkritik Pak SBY, dan setiap saya ketemu Pak SBY ‘teruskan Dinda, teruskan dinda’,” ujar Fahri dalam video yang diunggah dari akun Instagram @klipfahri pada Rabu (9/11/2022).
Baginya, kritikan tersebut penting dilakukan agar silaturahmi dengan SBY terus berjalan.
Fahri juga menekankan suka tidak suka, pada zaman SBY dua periode, SBY diwarisi APBN sekitar Rp 500 Triliun.
“Bung bagaimana itu kritiknya, biar kubilang nanti sama bapak itu kalau ada yang nggak beres kita mesti ngomong. Kita sadar bahwa fitur ini boleh dipakai, jangan dilarang,” ungkap Fahri.
“Seribu kita lampaui, suka atau tidak karena relatif dari sisi kemampuan berpikir Pak SBY memang lebih baik, dia kalau pidato canggih,” sambungnya.
Meski begitu, secara tidak langsung dalam unggahan video tersebut, Fahri juga menyinggung Presiden Jokowi dengan menilai kemampuan Presiden SBY lebih canggih sebagai sosok pemimpin ketimbang Presiden Jokowi.
Namun, dalam video juga tersebut muncul sebuah gambar Jokowi yang sedang membaca sebuah komik.
“Ini kawan ini nggak baca buku. Sudah bukan angkatan reformasi, nggak demo, tiba-tiba cinta Metallica, dari mana itu. Metallica itu kan freedom, mematut-matutkan diri jadi orang demokrasi, nggak bisa,” kata Fahri. [Democrazy/terkini]