DEMOCRAZY.ID - Viral di media sosial yang memperlihatkan momen Ibu Negara Iriana Jokowi, berbicara di hadapan para pendamping pemimpin dunia. Video tersebut di posting lewat akun Twitter @RomitsuT.
Berdasarkan video, Irina Jokowi tampak begitu anggun dengan balutan baju kebaya berwarna orange dan gaya rambut yang disanggul, khas perempuan Jawa.
"Ibu negara," cuit akun tersebut meninggalkan emoticon orang jatuh cinta dikutip pada Kamis, (17/11/2022).
Iriana menceritakan pengalamannya di Indonesia, yaitu menanam pohon Mangrove dan juga bicara soal bahaya sampah plastik.
Beberapa dokumentasi tersebut diperlihatkan lewat LCD dan dapat ditonton oleh semua orang di ruangan.
Iriana bicara di forum tersebut menggunakan Bahasa Indonesia.
Alih-alih disanjung, video istri Presiden dua periode Jokowi, tersebut justru mendapat bully-an dari sejumlah warganet.
Alasannya karena, Iriana ngomong dengan terbata-bata, padahal sedang berada di forum penting berhadapan dengan para pendamping pimpinan dunia.
Bahkan, ada yang menilai paparan Iriana Jokowi bak ibu-ibu PKK sedang presentasi.
"Keren... mirip banget sama ibu-ibu kader PKK di daerahku kalau lagi presentasi ke warga," komentar warganet.
"Jadi ingat cerita anak-anak TK di sebelah rumah tempat tinggal saya dulu kalau lagi disuruh Bu guru bercerita," tutur warganet.
"Stafsus itu apa nggak pernah bekerja ya, mempersiapkan segala sesuatu termasuk bagaimana dan apa yang harus ibu negara sampaikan," tambah yang lain.
"Haduh kesel nungguin ibu itu ngomong," sentil warganet.
"Gak berani lihat full.. dikit saja langsung skip," ungkap warganet lain.
Ibu negara 😍😍😍😍😍😍😍 pic.twitter.com/tspoe3xggo
— Romitsu Top (@RomitsuT) November 16, 2022
Berdasarkan video, momen tersebut terjadi saat Program KTT Mitra G20 di Osaka, Jepang pada tahun 2019.
Hadir dalam program ini para mitra pemimpin dari Argentina, Australia, Kanada, Uni Eropa (EU Council), Prancis, Indonesia, Meksiko, Republik Korea, Republik Afrika Selatan, Turki, Inggris, Belanda, Singapura, Spanyol, Thailand, Viet Nam, Financial Stability Board (FSB), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan Bank Dunia. [Democrazy/suara]