DEMOCRAZY.ID - Kurang dari setahun lalu, polisi melarang kedatangan ribuan peserta Reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 untuk ke Jakarta.
Namun, situasi berbeda mencuat ketika relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar acara bertajuk Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu hari ini (26/11/2022).
Padahal, pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sebelumnya telah mengatakan, Stadion Utama GBK tidak boleh digunakan untuk konser dan kegiatan lain hingga Piala Dunia U-20 2023 yang digelar mulai 20 Mei sampai 11 Juni tahun depan.
Kebijakan diskriminatif itu tampaknya menjadi suatu hal yang lazim diterima PA 212. Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin bahkan mengamininya.
“Bukan Jokowi namanya kalau tidak adil. Karena jangankan kami didengar aspirasinya, ulama dan habib serta umat Islam yang membela agama dan pancasila malah dikriminalisasi. Bahkan laskar menjadi korban pembunuhan oleh oknum polisi,” kata Novel melalui pesan singkat, Sabtu siang.
Novel menegaskan, tindakan yang terus menasbihkan pihaknya sebagai orang yang tak punya hak dalam menyampaikan pendapat dan mengemukakan keresahan di depan publik terus menerus dilakukan pihak penguasa.
“Sudah pasti Jokowi trus mempertontonkan sikap diskriminatifnya sebagai arogansi kekuasaanya,” sebutnya.
Novel turut mencermati kegiatan Musra yang dilakukan relawan Jokowi bak mempertontonkan sikap tidak berempatinya para pendukung penguasa terhadap musibah gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar).
“Sampai-sampai kita masih dirundung duka dengan musibah gempa bumi dan lain-lain malah menggelar acara temu relawan yang biayanya pasti besar. Dari mana biaya itu didapatkan padahal sudara yg terkena musibah kita perlu bantuan dibanding hanya temu relawan saja,” jelasnya.
Jokowi Promosikan Sosok Rambut Putih sebagai Pemimpin
Sebelumnya, di depan ribuan relawan, Presiden Jokowi berpesan, jangan salah memilih pemimpin. Parameternya bukan kinerja, namun raut wajah.
Banyak kerutan dan rambut berwarna putih, pertanda sosok yang memikirkan rakyat.
Sebaliknya, kalau wajahnya mulus, kinclong, atau cling, menurut Jokowi, meragukan.
Ketika disinggung terkait hal itu, Novel Bamukmin tampak sudah memprediksi muatan politis yang diboyong Jokowi ke hadapan para relawannya.
“Sudah dipastikan acara temu relawan sebagai agenda politik yang dipersiapkan untuk dukung pencapresan seseorang oleh Jokowi dan bisa jadi diduga kuat dimodali oligarki dimana capres sudah dikantong,” kata Novel. [Democrazy/Inilah]