DEMOCRAZY.ID - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dianggap masih belum legowo atas kemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
Sehingga, saat ini masih menjelek-jelekkan Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan menjadi calon presiden (capres) 2024 dari Partai Nasdem.
“Saya melihat Ahok bisa jadi masih belum legawa terhadap peristiwa Pilgub yang lalu, sehingga selalu menyindir rivalnya ke ranah publik,” ujar Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, Jumat (11/11).
Mestinya, kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, Ahok menunjukkan seorang yang berkelas dengan tidak lagi membawa-bawa orang lain ke ranah publik.
Karena semakin demikian, maka semakin menunjukkan nilai minusnya sebagai pemimpin.
“Kalau saja Ahok lebih legowo dan tidak lagi membawa-bawa hal negatif ke ranah publik, maka tentu akan memberikan nilai maksimal baginya sebagai seorang pemimpin,” kata Saiful.
Akan tetapi, apabila selalu menunjukkan karakter yang demikian kata Saiful, maka publik akan semakin menilai bahwa hal tersebut bagian dari kebiasaan buruk Ahok.
Yang semestinya tidak ia lakukan karena justru akan merusak citranya sebagai pemimpin.
“Kalau saja Ahok dapat lebih menjaga ucapannya, maka tentu publik akan melihat sosok Ahok sebagai sosok yang negarawan ketimbang harus menjelekkan orang lain bahkan hal tersebut dilakukan di muka umum,” katanya.
“Maka tentu point publik kepada yang bersangkutan menjadi turun,” kata Saiful.
Sementara itu aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga mengatakan, Ahok sudah mulai muncul dan menyerang Anies ketika bertemu dengan para buzzer pendukungnya beberapa waktu lalu.
“Dah mulai muncul dia nyerang Anies, seakan ingin balas dendam atas kekalahannya di Pilgub DKI lalu,” ujar Andi dalam tulisannya di akun Twitternya @AndiSinulingga, Kamis malam (10/11).
Andi menilai, tampaknya Ahok akan lebih sering tampil di hadapan publik menjelang Pemilu 2024.
Bahkan, kumpul-kumpul yang dianggap relawan beberapa waktu lalu akan menjadi panggung politiknya untuk membangun kesan bahwa Anies adalah orang yang berbahaya.
“Padahal jelas-jelas dialah yang nyata-nyata pernah melakukan suatu hal yang sangat berbahaya bagi keutuhan negeri ini. Bacotnya lebih kencang berlari ketimbang akal budinya,” kata Andi. [Democrazy/pojoksatu]