DEMOCRAZY.ID - Belasan spanduk bernuansa ujaran kebencian, hoaks, dan menjurus ke SARA terpajang di Bondowoso, Jawa Timur justru membuat Anies Baswedan panen simpati dari warga.
Spanduk dipasang pihak yang tidak bertanggung jawab pada saat acara jalan sehat yang digelar oleh Pondok Pesantren Al Islah, Minggu, 13 November 2022. Ponpes ini diketahui mayoritas pendukung Anies Baswedan.
Ketua Jaringan Nasional Anies Baswedan (Jarnas ABW) Kabupaten Bondowoso, Haris Humaidi mengatakan, cara-cara tidak bermartabat dengan pemasangan spanduk tersebut justru membuat warga simpati pada cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan.
“Malah banyak simpati pada Pak Anies Baswedan,” katanya, Selasa, 15 November 2022.
Menurut dia, sejak kejadian yang viral tersebut, banyak yang menghubunginya.
Mayoritas menanyakan kelanjutan atau update perihal spanduk yang dipasang di sepanjang jalan Bondowoso – Dadapan ini.
“Mereka yang menghubungi kami juga memberikan dukungan. Di media sosial juga banjir dukungan, tidak hanya dari kalangan santri, namun juga masyarakat umum juga memberikan dukungan,” ungkapnya.
Haris mengatakan, spanduk yang dipasang oleh pihak yang tidak bertanggung ini juga melahirkan empati kepada Anies Baswedan.
“Karena faktanya masyarakat sudah cerdas, bisa menilai sosok Anies Baswedan yang sebenarnya. Sedangkan spanduk yang dipasang itu bertolak belakang dengan fakta yang ada,” jelasnya.
Jarnas ABW Bondowoso sendiri menyikapi pemasangan spanduk dengan cara santun.
Pihaknya mengimbau warga dan simpatisan Anies Baswedan tidak terprovokasi dengan pemasangan belasan spanduk itu.
“Kami tetap kalem, tidak terpancing. Kami tetap santun seperti yang dicontohkan Anies Baswedan selama ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, Jarnas ABW Bondowoso memberikan statemen di media sosial jika spanduk tersebut tidak dilepas maka akan memperkarakannya ke jalur hukum.
Bahkan pihaknya sudah siap melaporkan kasus ke polisi.
“Jadi spanduk itu dipasang pada dini hari, pagi harinya acara jalan sehat lalu sore hingga malamnya dicopoti oleh Satpol PP dan kepolisian,” jelasnya.
Meski Jarnas belum melapor secara resmi, dia berharap polisi bisa mengambil tindakan cepat.
Saat ini Jarnas masih melakukan kajian dan pembahasan terkait motif pemasang spanduk.
Keterangan dihimpun Jarnas, pemasangan spanduk diduga dilakukan pada malam hari, sebelum jalan sehat Jaka Sopan, pada Minggu (13/11).
Kapolres Bondowoso AKBP Wimboko mengatakan pihaknya siap menerima pengaduan jika memang ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan kehadiran spanduk tersebut.
"Kami akan mendalami siapa pihak yang memasang," ujarnya ketika dihubungi detikJatim.
Terkait nama yang ada di spanduk tersebut polisi mengaku tak pernah mendengar LSM atau kelompok tersebut.
"Di Bondowoso dan sekitarnya tak ada nama itu," ujarnya.
Wimboko menambahkan bahwa begitu muncul spanduk dan nama kelompok itu, pihaknya langsung menyelidiki.
Korps Bhayangkara juga berkoordinasi dengan Satpol PP dan Bakesbang Linmas Pemkab Bondowoso.
"Berdasarkan data, tak ada nama LSM, komunitas, golongan atau kelompok dengan nama yang ada dalam spanduk tersebut. Bisa jadi, nama itu memang sengaja dibuat oleh siapa pun seakan isi dalam spanduk itu merupakan sikap mereka," tandas Wimboko.
Dia pun mengimbau agar masyarakat tak terprovokasi dengan spanduk tersebut.
Polisi telah berkoordinasi dengan Satpol PP agar segera menurunkan spanduk.
"Kami meminta masyarakat agak tak perlu terpancing karena perbedaan pendapat. Kita junjung kebinekaan," katanya. [Democrazy/WartaBerita]