DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi mengklaim bahwa Indonesia mendapatkan bonus dari penjualan bijih nikel akan tetapi hal tersebut dibantah oleh DPR yang mengungkapkan fakta bahwa China lah yang menikmati hasilnya. Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin ikut berkomentar tentang perbedaan pendapat antara Presiden dan DPR tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ini suatu hal yang tidak masuk akal. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah dan legislatif harus diusut untuk mencari kebenarannya. “Dari sini berarti tidak sinkron antara ucapan Presiden dan DPR dan ini harus diusut siapa yang salah dan benar karena memang dari dulu pertambangan itu banyak mafianya bahkan minta perlindungan sama penguasa khususnya istana,” jelas Ujang saat dihubungi, Sabtu (12/11). Lebih lanjut, Ujang menegaskan apabila benar, ungkapan DPR bahwa China yang menikmati hasil dari Nikel tersebut maka sangat bahaya buat bangsa Indonesia dan klaim Jokowi tidak benar. “Saya sebagai
Pemerintah Klaim Dapat Bonus dari Bijih Nikel, Pengamat: Tak Masuk Akal, Kita Itu Hanya Jadi Penonton!
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi mengklaim bahwa Indonesia mendapatkan bonus dari penjualan bijih nikel akan tetapi hal tersebut dibantah oleh DPR yang mengungkapkan fakta bahwa China lah yang menikmati hasilnya. Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin ikut berkomentar tentang perbedaan pendapat antara Presiden dan DPR tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ini suatu hal yang tidak masuk akal. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah dan legislatif harus diusut untuk mencari kebenarannya. “Dari sini berarti tidak sinkron antara ucapan Presiden dan DPR dan ini harus diusut siapa yang salah dan benar karena memang dari dulu pertambangan itu banyak mafianya bahkan minta perlindungan sama penguasa khususnya istana,” jelas Ujang saat dihubungi, Sabtu (12/11). Lebih lanjut, Ujang menegaskan apabila benar, ungkapan DPR bahwa China yang menikmati hasil dari Nikel tersebut maka sangat bahaya buat bangsa Indonesia dan klaim Jokowi tidak benar. “Saya sebagai