DEMOCRAZY.ID - Kompolnas mengungkap ada hal 'tak biasa' dari empat orang sekeluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Hal 'tak biasa' sekeluarga tewas di Kalideres ini diharapkan membuka tabir motif ataupun peristiwa apa di balik kematian keempatnya.
Berdasarkan hasil autopsi sekeluarga tewas di Kalideres yang diungkap polisi, keempat korban dinyatakan tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama.
Hal ini menimbulkan spekulasi-spekulasi tentang apa yang membuat sekeluarga tewas di Kalideres tak makan dan minum dalam waktu cukup lama.
Kompolnas mengungkapkan hal 'tak biasa' dari sekeluarga tewas di Kalideres ini.
Hal ini, kata Kompolnas, perlu didalami polisi agar mengetahui motif di balik kematian sekeluarga yang misterius ini.
Kebiasaan Beralas Kaki dari Plastik-Menutup Diri
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengungkapkan hal 'tak biasa' yang dilakukan sekeluarga tewas 'mengering' ini.
Di antaranya kecenderungan menutup diri dari keluarga hingga menggunakan alas kaki dengan plastik.
"Penyidik ketika menangani kasus selalu membuka ruang segala kemungkinan motif kasus tersebut. Melihat adanya hal-hal yang tidak biasa, seperti korban menutup diri dari keluarga, menggunakan alas kaki ditutup plastik, tidak mau ada listrik dan tidak ada makanan di TKP, maka temuan buku-buku menjadi penting untuk didalami," jelas Benny Mamoto saat dihubungi, Selasa (15/11/2022).
Buku Berisi Ajaran Berbagai Agama
Pendalaman terhadap aktivitas 'tak biasa' sekeluarga tewas ini perlu didalami, mengingat juga ada temuan buku-buku yang berisi ajaran dari beberapa agama.
"Berdasarkan informasi yang kami terima bahwa di TKP ditemukan beberapa buku yang berisi ajaran dari beberapa agama. Barang bukti tersebut sedang didalami oleh penyidik," kata Benny Mamoto.
Polisi diharapkan menggali lebih jauh apakah temuan buku-buku dan aktivitas 'tak biasa' ini ada kaitannya dengan peristiwa kematian sekeluarga di Kalideres ini.
"Apakah (buku-buku) mungkin ada kaitannya dengan peristiwa tersebut, hal ini tentunya perlu menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan laboratoris terhadap beberapa barang bukti lainnya seperti HP dan lain-lain," tambahnya.
Dugaan Sekte Apokaliptik
Kriminolog UI Adrianus Meliala mengungkapkan analisisnya soal dugaan sekeluarga Kalideres menganut sekte apokaliptik.
Dia menduga korban yang tidak mendapatkan asupan makanan selama beberapa waktu merupakan salah satu ritual dalam sekte tersebut.
"Nah yang mau saya cermati adalah bahwa apakah hal ini memang suatu upaya dari pelaku pembunuhannya. Misalnya untuk membuat orang lain tidak curiga atau ini bagian dari ritual, bagian dari satu kelengkapan upacara bagi orang-orang yang memang punya satu cara berpikir berkeyakinan yang agak ekstrem," kata Adrianus kepada wartawan, Selasa (15/11/2022).
Adrianus mengatakan sejumlah kasus serupa ditemukan di beberapa negara. Kasus itu memiliki benang merah dan berkaitan dengan sekte apokaliptik.
"Dalam beberapa media saya katakan sebagai memiliki kecenderungan apokaliptikal, ingin mati, ingin segera meninggalkan dunia, ingin segera datang atau sampai kepada dunia nirwana. Begitulah kurang lebih yang mungkin saja dialami oleh mereka," katanya.
Menanggapi dugaan tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan pihaknya belum sampai pada tahap kesimpulan dari penyebab kematian keluarga korban.
"Kita sudah dapat beberapa bukti di TKP, petunjuk dan sebagainya. Tetapi memang belum bisa kami sampaikan secara detil karena masih memerlukan waktu. Tapi memang bisa dikatakan ini tidak mengarah kepada kelaparan," kata Zulpan. [Democrazy/detik]