DEMOCRAZY.ID - Menjelang selesai atau tuntas masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, warga berbondong-bondong mengucapkan terima kasih.
Mengenai hal ini Perwakilan dari tukang becak se-Jakarta, Udin juga ikut menyampaikan terima kasih dan mengklaim semenjak Anies memimpin Jakarta, hidupnya menjadi jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.
Udin mengatakan, di era Gubernur Sutiyoso, dirinya sangat tersiksa dalam menjalankan pekerjaannya sebagai tukang becak. Pasalnya, Suriyoso saat itu melarang becak untuk beroperasi.
"Waktu jamannya Sutiyoso, becak udah diumpetin ke kali, juga masih digaruk (disita)," ujar Udin di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (9/10/2022).
Terlebih lagi ketika era Gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bahkan becak yang sedang diparkir dan tidak dioperasikan juga diangkut oleh Satpol PP.
"Jaman Ahok apa lagi, becak ditaruh (dan) digembok, digaruk. Gemboknya dibongkar," ucapnya.
Alasan penyitaan becak itu berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
Aturan ini lantas dibongkar oleh Anies agar becak bisa beroperasi.
Begitu regulasi baru dijalankan, Udin mengaku jauh lebih tenang. Ia tetap boleh mengayuh becak meski tak boleh di jalan protokol dan hanya di perkampungan.
"Selama bapak Anies menjabat Gubernur DKI, kami sebagai pengayuh becak Jakarta merasa tenang, aman, tidak diuber-uber lagi oleh Satpol PP," kata Udin.
"Sebenarnya kan tukang becak ini enggak mangkal di jalan protokol, (tapi) di kampung-kampung, di sekolahan, pasar, mana sih enggak ada protokol. Di apartemen masa digaruk pak, diambil becaknya (pas) jaman ahok. Haduh, benar-benar," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan ucapan terima kasih dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dalam acara silaturahmi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur dengan JRMK di pelataran Fatahilah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (9/10/2022).
Kantor Ahok 'Diserbu' Ratusan Tukang Becak
Ratusan tukang becak mendatangi Balai Kota Jakarta. Mereka berunjuk rasa menuntut keadilan dari Pemprov DKI Jakarta terkait pelarangan beroperasinya becak di Ibu Kota.
Pelarangan itu memang sudah lama dikeluarkan. Hanya saja para tukang becak kini resah dengan sikap Satpol PP, yang sengaja menyita becak mereka pada malam hari.
Seorang tukang becak, Sugeng mengatakan, dirinya meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok turun tangan terkait masalah ini. Akibat adanya razia becak, mereka tidak bisa mencari nafkah lagi.
"Becak kami diambil, digotong pas lagi tidur sama trantib (Satpol PP). Kami jadi enggak bisa cari nafkah lagi," kata Sugeng, di depan Balai Kota, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Warga Pademangan Timur, Jakarta Utara itu menuturkan, dirinya sudah mengikuti kebijakan Pemprov DKI Jakarta supaya tidak beroperasi di jalan-jalan utama Ibu Kota. Namun tetap saja dirazia.
"Saya cuma narik di sekitar rumah saya. Paling di Pasar Elang. Enggak pernah ke jalan besar," ujar Sugeng.
Pria yang sebelumnya bekerja sebagai satpam itu meminta Ahok mencarikan solusi permasalahan ini. Dia bersama rekannya juga bersedia dicarikan pekerjaan sekali pun jadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
"Kami minta dicarikan kerja. Karena kami sudah tidak bisa kerja lagi. Apa saja yang penting halal, tukang sapu, PPSU juga tidak apa-apa," pungkas Sugeng. [Democrazy/WE]