POLITIK

Seorang Dokter Tapi Sering Bahas Politik, Dokter Tifa Ungkap Alasan Mencengangkan!

DEMOCRAZY.ID
Oktober 27, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Seorang Dokter Tapi Sering Bahas Politik, Dokter Tifa Ungkap Alasan Mencengangkan!

Seorang Dokter Tapi Sering Bahas Politik, Dokter Tifa Ungkap Alasan Mencengangkan!

DEMOCRAZY.ID - Tifauzia Tyassuma atau lebih dikenal dengan nama dokter Tifa akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. 


Hal ini karena sebagai seorang dokter atau punya gelar di bidang medis, dokter Tifa malah terlampau sering membahas masalah politik dan turunanya.


Satu yang paling ikonik adalah saat dirinya dengan pede ikut-ikutan membahas dugaan kepalsuan Jokowi dengan membandingkan perubahan bentuk hidung Jokowi.


Terbaru, dokter Tifa kembali mencuri perhatian saat tampil bersama Refly Harun di kanal Youtube Refly Harun.


Ia mengatakan bahwa menurutnya, politik adalah bagian dari dirinya dan membicarakan politik adalah hak setiap warga negara.


“Saya terus terang saja ya karena negeri kita ini masih separuh demokrasi yang ngeri sedap juga ketika kita ngomong tentang kebenaran tiba-tiba ditangkap kita kan bingung,” kata Refly Harun ketika bertanya ke dokter Tifa. 


“Saya dari dulu merasa, seakan-akan ada suatu stigmatisasi bahwa rakyat itu nggak boleh bicara politik. Padahal sebagaimana kita juga tahu bahwa dari sejak dulu kala yang namanya negara itu ada karena adanya rakyat,” ungkap dokter Tifa. 


Dokter Tifa mengatakan, rakyat itu adalah satu stakeholders yang paling penting dalam suatu negara karena rakyatlah yang memilih siapa pemimpinnya.


“Presiden, Perdana Menteri gitu kan rakyat juga yang memilih. Perwakilan kita namanya DPR kemudian rakyat jugalah yang punya hak sepenuhnya untuk memilih siapapun yang akan jadi pemimpin itu,” jelas dia. 


Ia juga menjelaskan, dalam domain sebagai seorang dokter banyak penyakit yang muncul sebagai produk politik. 


“Saya lama kadang berpikir, penyakit-penyakit yang bukannya tambah berkurang pasiennya tetapi dari tahun ke tahun itu makin bertambah bukan makin berkurang orang yang sakit,” jelas dia. 


“Nah akhirnya pada satu titik tertentu sampai kita berpikir bahwa penyakit ini adalah suatu fenomena politik karena politik berperan serta di situ juga,” tambahnya. 


Terkait dengan mengapa dirinya yang punya gelar medis malah justru kencang bahas politik, dokter Tifa menjawab dengan mengungkit sejarah pra kemerdekaan di mana menurutnya Indonesia bisa merdeka karena ada campur tangan dokter.


“Indonesia itu tidak akan bisa merdeka di tahun 1945 tanpa para dokter bergerak di tahun 1908 yang namanya perkumpulan Budi Utomo, itu lahir di mana? Di STOVIA sekolah kedokteran, itu adalah cikal bakal dari kemerdekaan 17 Agustus 1945. Lalu kemudian ditasbihkan lagi di 1928 Sumpah Pemuda 28 Oktober,” jelasnya. [Democrazy/WE]

Penulis blog