DEMOCRAZY.ID - Sebuah kejadian pilu tengah terjadi di negara gajah putih, Thailand baru baru ini.
Sebuah aksi brutal penembakan massal dilakukan oleh seorang mantan anggota polisi yang menewaskan puluhan anak-anak.
Hal tersebut menimbulkan luka mendalam bagi banyak orang tak hanya di Thailand namun diseluruh dunia.
Setelah dilakukan beberapa investigasi oleh pihak berwenang, misteri Dibalik aksi brutal di tempat penitipan anak Nong Buang Lamphu tersebut mulai menemukan titik terang serta adanya cuplikan Video.
Dilansir dari Thairath, kegilaan menyerbu Pusat Tumbuh Kembang Anak di Kecamatan Uthai Sawan, Kabupaten Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand.
Sebuah insiden mengejutkan terjadi berawal ketika seorang pria yang memotong pendek rambutnya,mengenakan kaos crew neck berwarna biru dengan lengan pendek,serta memakai jeans Mengenakan sepatu kets putih.
Sosok pria tersebut dikenal sebagai Letnan Kolonel Pol bernama Panya Khamrab yang berusia 34 tahun.
Panya merupakan mantan komandan Moo Por, Kantor Polisi Na Wang, Distrik Na Wang, Provinsi Nong Bua Lamphu.
Panya Mengendarai truk pickup Toyota Vigo putih, 4 pintu, plat nomor wilayah Bangkok.
Awalnya,Panya datang ke taman di depan Organisasi Administrasi Kecamatan Uthai Sawan, Distrik Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu
Saat turun dari mobil, senjata ditembakkan ke arah petugas dan warga yang duduk di kafetaria dekat kantor.
Setelah itu, dirinya melakukan penyerangan di ruang ruang penitipan anak.
Saat itu, ada seorang guru perempuan yang menjadi penanggung jawab Pusat Tumbuh Kembang Anak di Kecamatan Uthai Sawan,mendengar suara tembakan mencoba menghentikannya.
Akan tetapi penyerang tidak mendengarkan,dan guru perempuan itu melihat bahwa posturnya tidak baik sehingga dirinya berlari untuk menutup pintu pusat karena ada 30 anak usia 2-5 tahun yang tidur di tengah siang hari.
Setelah kejadian yang mengejutkan itu Letnan Polisi Panya mengendarai truk pickup di jalan,menuju rumah di kawasan Moo 1, Kecamatan Uthai Sawan, Kabupaten Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu.
Setelah berkendara dari Lurah Uthai Sawan sejauh 1 km,dirinya menabrak sepeda motor Seorang pria paruh baya jatuh dan menembak mati.
Kemudian Panya melaju ke Soi Khum 3 dan menabrak sepeda motor wanita Seorang lansia kemudian turun menggunakan parang sampai meninggal 1.
Tidak habis itu saja, Panya pun melaju ke gang sekitar 500 meter, dan saat sampai di tengah gang, menabrak mobil dan menangkan lagi ke pengguna motor dan seorang wanita paruh baya sebelum akhirnya sampai di rumah.
Biro Invertigasi Pusat menerangkan, Panya kemudian menembak dirinya sendiri, beserta istri dan anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Setidaknya ada 38 orang tewas dimana sekitar 22 orang adalah anak anak kecil berusia 2- 5 tahun.
Mayjen Pol Paisan juga menambahkan bahwa Sepulang dari Pengadilan Provinsi Nong Bua Lamphu Para pelaku melakukan perjalanan untuk melihat anak-anak di Pusat Pengembangan Anak.
Kemudian Panya melakukan aksi tersebut karena diduga stress tuntutan hukum dan pemecatan terkait penggunaan narkoba
Setelah ditangkap dan diadili Panya terus terlibat dalam perilaku terkait narkoba jenis Metamfetamin.
Dilansir dari Antara,beberapa rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan lembaran yang menutupi jasad anak-anak yang tergeletak bersimbah darah di pusat penitipan anak di Kota Uthai Sawan, di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, meskipun tingkat kepemilikan senjata cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lain di kawasan itu, dan senjata ilegal adalah hal biasa di negara itu.
Pada 2020, seorang tentara yang marah karena gagalnya kesepakatan properti membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam aksi amukan yang berlangsung di empat lokasi. [Democrazy/TerasGorontalo]