DEMOCRAZY.ID - Video detik-detik tembok MTSN 19 Jakarta Selatan rubuh diterjang banjir terekam kemera salah satu siswa.
Dalam video itu, memperlihatkan seorang siswa tertimpa tembok MTSN 19 Jakarta Selatan rubuh diterjang banjir pada Kamis 6 Oktober 2022 sore.
Video berdurasi 35 detik tersebut menggambarkan secara jelas sesaat setelah tembok rubuh.
Di video itu, terlihat seorang siswa terjepit pada bagian kakinya.
Ia tak bisa bergerak dan tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara tiga orang temannya terlihat panik dan kebingungan meski mencoba untuk menyelamatkan temannya yang terjepit tembok runtuh.
Video itu juga menggambarkan suasana kepanikan dan terdengar teriakan histeris siswa MTSN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Sementara di video lain yang beredar luar di media sosial memperlihatkan proses evakuasi siswa-siswi dari dalam sekolah.
Saat itu, kondisi sekolah sudah tergenang air di atas perut siswa.
Terdengar suara tangisan histeris sujumlah siswi MTSN 19 Jaksel. Mereka berjalan berbaris keluar dari sekolah.
“Ya Allah….,” teriak salah seorang siswi.
Ada juga siswi lain yang memanggil-manggil orang tuanya.
“Mama….mama…” ucapnya sembari menangis histeris.
Dengan menenteng tas masing-masing, mereka berjalan pelan dengan pakaian yang sudah basah kuyup.
Meski begitu, masih terdengar suara seorang siswi menenangkan temannya yang histeris dan panik.
“Nggak pa pa…nggak pa pa…udah…udah,”
Setelah berjalan mengitari lapangan, siswa-siswi MTSN 19 Jaksel itu akhirnya bisa keluar sekolah melalui pintu gerbang.
Di pintu gerbang itu, sejumlah warga langsung memberikan bantuan.
Tembok Rubuh Akibat Banjir
Kapolsek Cilandak Kompol Multazam Lisendra mengatakan, berdasarkan informasi warga, tembok tersebut rubuh akibat arus banjir.
“Air mendorong tembok sehingga roboh dan mengakibatkan korban luka maupun korban meninggal dunia,” ujar Multazam.
Usai mendapat laporan, dibantu pihak lainnya dan warga sekitar, langsung melakukan evakuasi.
Terpisah, Kepala BPBD DKI Isnawa Adji juga membenarkan tembok MTSN 19 Pondok Labu Jaksel rubuh diduga tak kuat menahan terjangan banjir.
“Bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap dan menggenangi area sekolah,” terangnya.
Akan tetapi, ia membantah bahwa tembok yang rubuh adalah tembok kelas.
Melainkan tembok pembatas bangunan sekolah dengan permukiman warga.
Saat ini, seluruh korban sudah dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
“Seluruh korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Prikasih untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” tandasnya. [Democrazy/pojoksatu]