DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kini banyak masyarakat yang merindukan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebab, mereka melihat fakta kalau era SBY itu Indonesia memang lebih baik daripada sekarang.
"Kehidupan masyarakat kita hari ini tidak lebih baik dari dulu, betul? Kehidupan semakin sulit, kita tidak ingin membanding-bandingkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY dan ketika Partai Demokrat berada dalam pemerintahan nasional," kata AHY di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
"Tapi faktanya memang demikian, bahwa ketika itu masyarakat Indonesia hidup lebih baik, lebih sejahtera, kemiskinan menurun ketika itu. Betul? Pengangguran menurun ketika itu, sekarang di sana-sini masyarakat kita hidupnya sulit bukan hanya di Pulau Jawa tetapi di seluruh Indonesia," kata AHY.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya mengembalikan keadaan tersebut dengan momentum meningkatnya elektabilitas Demokrat menjelang pemilu 2024.
"Ada peluang yang baik untuk Partai Demokrat insyaallah seiring dengan meningkatnya elektabilitas Partai Demokrat oleh lembaga survei baik di tingkat nasional, baik khususnya di DKI Jakarta seperti yang tadi dilaporkan oleh Ketua DPD," ujarnya.
Ia berharap perolehan suara partainya di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 nantinya bisa meningkat, kemudian disusul suksesnya kader Demokrat dalam Pilpres 2024.
"Kita juga sedang berikhtiar berupaya sekuat tenaga semoga terbangun koalisi dan akhirnya kader Partai Demokrat bisa mengikuti sebagai kandidat dalam Pemilihan Presiden 2024. Bukan kekuasaan yang kita incar, tetapi kita ingin mengusung perubahan dan perbaikan," kata AHY.
Selain itu, ia menyerukan kepada seluruh kader partai berlambang bintang mercy itu untuk tidak takut dalam mengkritisi program pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
"Demokrat sebagai partai oposisi harus menunjukkan warnanya. Warna kita biru, tetapi kita juga harus menunjukkan, bukan hanya berbeda daripada partai lain tetapi karena kita ingin mengkritisi program-program yang tidak pro rakyat."
"Bahwa pada akhirnya pembangunan itu untuk rakyat bukan sebaliknya," katanya. [Democrazy]