DEMOCRAZY.ID - Selama akhir pekan ini media dikejutkan dengan desas-desus bahwa Presiden China Xi Jinping telah digulingkan dalam kudeta militer dan ditempatkan di bawah tahanan rumah. Cerita itu pertama kali viral di Twitter, menyebutkan Xi menghilang sejak kepulangannya dari pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan. Berita palsu itu kemudian menyebar ke seluruh dunia dan membuat banyak orang kemudian mempercayainya. Beberapa outlet media arus utama, dan terutama media di India, juga melaporkan kisah tersebut. Dalam sebuah op-ed yang ditulis analis politik, Timur Fomenko, dan dimuat di media RT, terungkap siapa yang pertama kali menyebarkan isu kudeta terhadap Xi. "Desas-desus itu bersumber dari beberapa akun yang terkait dengan Gerakan Falun Gong, sebuah kelompok agama konservatif Tiongkok yang anti-komunis, yang sejak dilarang di Tiongkok pada 1990-an, telah dikenal karena misinformasi sporadis mengenai negara tersebut," tulis Fomenko. "O
Terungkap! Ini 'Biang Kerok' Penyebar Isu Kudeta Presiden Tiongkok Xi Jinping
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Selama akhir pekan ini media dikejutkan dengan desas-desus bahwa Presiden China Xi Jinping telah digulingkan dalam kudeta militer dan ditempatkan di bawah tahanan rumah. Cerita itu pertama kali viral di Twitter, menyebutkan Xi menghilang sejak kepulangannya dari pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan. Berita palsu itu kemudian menyebar ke seluruh dunia dan membuat banyak orang kemudian mempercayainya. Beberapa outlet media arus utama, dan terutama media di India, juga melaporkan kisah tersebut. Dalam sebuah op-ed yang ditulis analis politik, Timur Fomenko, dan dimuat di media RT, terungkap siapa yang pertama kali menyebarkan isu kudeta terhadap Xi. "Desas-desus itu bersumber dari beberapa akun yang terkait dengan Gerakan Falun Gong, sebuah kelompok agama konservatif Tiongkok yang anti-komunis, yang sejak dilarang di Tiongkok pada 1990-an, telah dikenal karena misinformasi sporadis mengenai negara tersebut," tulis Fomenko. "O