DEMOCRAZY.ID - Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) turut menyuarakan kesejahteraan kelompok tani yang dianggap kian termarginalkan. Aspirasi itu disampaikan saat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat dalam memperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2022, Selasa (27/9/2022). Sekretaris Nasional SPRI Dika Muhammad mengatakan, persoalan hidup kaum tani, buruh dan warga miskin kota memiliki akar masalah yang sama. Ketiga kelompok itu, kata dia, merupakan korban dari para pemilik modal yang terus menerus mengakumulasi modal. “Bila kaum tani dirampas sawahnya, buruh diperas keringat dan upahnya, kami kaum miskin kota disingkirkan hak-hak hidupnya,” ujarnya. “Perjuangan ini adalah perjuangan untuk menuntut hak kepada negara yang telah abai mengurus kehidupan rakyatnya,” tambah Dika. Menurutnya, ada tiga masalah pokok yang saat ini dihadapi oleh kaum tani Indonesia. Pertama, mereka yang tidak memiliki tanah atau lahan kemudian menjadi buruh tani yang menjua
Petani dan Rakyat Miskin ‘Berontak’, Mereka Klaim Selama Era Presiden Jokowi Nasib Jadi Blangsak!
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) turut menyuarakan kesejahteraan kelompok tani yang dianggap kian termarginalkan. Aspirasi itu disampaikan saat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat dalam memperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2022, Selasa (27/9/2022). Sekretaris Nasional SPRI Dika Muhammad mengatakan, persoalan hidup kaum tani, buruh dan warga miskin kota memiliki akar masalah yang sama. Ketiga kelompok itu, kata dia, merupakan korban dari para pemilik modal yang terus menerus mengakumulasi modal. “Bila kaum tani dirampas sawahnya, buruh diperas keringat dan upahnya, kami kaum miskin kota disingkirkan hak-hak hidupnya,” ujarnya. “Perjuangan ini adalah perjuangan untuk menuntut hak kepada negara yang telah abai mengurus kehidupan rakyatnya,” tambah Dika. Menurutnya, ada tiga masalah pokok yang saat ini dihadapi oleh kaum tani Indonesia. Pertama, mereka yang tidak memiliki tanah atau lahan kemudian menjadi buruh tani yang menjua