DEMOCRAZY.ID - Daripada sibuk mengomentari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto lebih baik menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pembelian Indosat maupun produksi mobil Esemka.
Belakangan, SBY dan Hasto terlibat saling komentar. Tepatnya, setelah SBY menyebut ada kecurigaan Pemilu 2024 akan berjalan tidak adil.
Hal ini, dijawab Hasto dengan menyebut puncak kecurangan Pemilu terjadi tahun 2009 saat SBY berkuasa.
"Daripada nyinyirin SBY dan Demokrat, Hasto lebih baik menagih janji Jokowi yang belum terpenuhi seperti pembelian Indosat," kata pendiri Jaringan Nusantara (JN) Aam Sapulete mengomentari Hasto, Senin (19/9).
Indonesia harus kehilangan Indosat yang dijual oleh Presiden kelima Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDIP.
Kemudian, Jokowi pada Pemilu 2014 yang diusung PDIP sebagai calon presiden menjanjikan akan membeli kembali Indosat.
Hanya saja, kata Aam, apa yang disampaikan Jokowi hanya menjadi janji yang teringkari.
Pasalnya, sampai kini pun pemrintah belum juga membeli Indosat.
“Kasus membeli kembali saham Indosat ini satu bukti Jokowi ingkar janji kampanye Pilpres," tegasnya.
Kata Aam lagi, Jokowi juga pernah mengatakan, mobil Esemka sudah dipesan 5000 unit namun faktanya tidak pernah ada.
Menurutnya, Hasto lebih perlu mempertanyakan ke Jokowi soal produksi mobil Esemka daripada sibuk mengomentari SBY.
"Jangan sampai publik menilai Mobil Esemka sebagai bentuk kebohongan publik," pungkasnya. [Democrazy]