DEMOCRAZY.ID - Operasi false flag atau bendera palsu dulunya kerap digunakan untuk melegalkan sebuah serangan ke suatu negara. Secara singkat bendera palsu adalah sebuah taktik untuk mencari alasan sebuah negara bisa menyerang negara lain. Operasi ini membuat sebuah peristiwa yang seolah-olah negara lain melakukan serangan yang memang layak untuk dibalas. Alasan ini perlu agar dia tidak terlalu disudutkan oleh banyak negara lain karena melakukan invasi. Tetapi dalam pengertian modern, cakupan bendera palsu telah berkembang dalam berbagai bentuknya. Mereka digunakan ketika suatu negara ingin menghindari pembalasan internasional atau kritik publik yang tajam atas tindakan militer yang agresif. Di Indonesia, taktik ini diterapkan di dunia politik. Biasanya digunakan untuk menjatuhkan lawan politik yang dianggap tidak punya celah kelemahan. Seperti yang sedang heboh saat ini, penyebaran 'Tabloid Anies' di sebuah masjid di Malang. Kejadian ini sontak menjadi makanan bagi para
DEMOCRAZY.ID - Operasi false flag atau bendera palsu dulunya kerap digunakan untuk melegalkan sebuah serangan ke suatu negara. Secara singkat bendera palsu adalah sebuah taktik untuk mencari alasan sebuah negara bisa menyerang negara lain. Operasi ini membuat sebuah peristiwa yang seolah-olah negara lain melakukan serangan yang memang layak untuk dibalas. Alasan ini perlu agar dia tidak terlalu disudutkan oleh banyak negara lain karena melakukan invasi. Tetapi dalam pengertian modern, cakupan bendera palsu telah berkembang dalam berbagai bentuknya. Mereka digunakan ketika suatu negara ingin menghindari pembalasan internasional atau kritik publik yang tajam atas tindakan militer yang agresif. Di Indonesia, taktik ini diterapkan di dunia politik. Biasanya digunakan untuk menjatuhkan lawan politik yang dianggap tidak punya celah kelemahan. Seperti yang sedang heboh saat ini, penyebaran 'Tabloid Anies' di sebuah masjid di Malang. Kejadian ini sontak menjadi makanan bagi para