DEMOCRAZY.ID - Bripka Ricky, salah satu ajudan Irjen Ferdy Sambo akui melihat langsung baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.
Bripka Ricky menjadi saksi kunci tewasnya Brigadir J di kediaman Irjen Ferdy Sambo setelah membuat pengakuan.
Melalui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM), Bripka Ricky mengakui telah melihat langsung aksi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E dari balik kulkas.
Sebelumnya, Bripka Ricky mengatakan ia tidak mengetahui siapa yang menembak Brigadir J, ia baru tahu kalau itu Bharada E.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mangatakan dalam keterangan Bripka Ricky, pada saat kejadian, ia hanya mendengar teriakan Istri dari Irjen Ferdy Sambo.
Saat kejadian, Bripka Ricky mendengar teriakan Putri Candrawathi yang memanggil namanya dan Bharada E.
Mendengar teriakan Putri Candrawathi, Bripka Ricky langsung berlari menuju suara teriakan itu.
Saat tepat persis di depan kejadian, Bripka Ricky melihat Brigadir J mengarahkan pistol ke arah tangga.
Namun, Bripka Ricky tidak melihat siapa yang sedang berhadapan dengan Brigadir J di depan tangga itu.
Tepat di depan aksi baku tembak itu, Bripka Ricky pun langsung bersembunyi di balik kulkas.
Dalam pengakuan Bripka Ricky tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun pun langsung memberikan tanggapannya.
Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Refly Harun, berikut tanggapan Ahli Hukum Tata Negara itu.
Refly Harun turut mempertanyakan sikap Bripka Ricky yang saat itu berada di lokasi kejadian, tidak melerai Brigadir J dan Bharada E.
Terlebih, saat itu Brigadir J sudab tersungkur.
"Kenapa dia tidak melerai?"
"Apalagi ketika Brigadir J sudah tersungkur."
"Kenapa dia tidak mendekat? Apakah dia tidak punya pistol?"
"This is the question."
"Kok bisa, Bharada E menembak ketika yang bersangkutan sudah tersungkur?"
"Cerita itu harus ada logikanya juga, jangan kemudian jauh dari logis," kata Refly Harun.
Pada saat peristiwa baku tembak tersebut, Refly Harun juga mengatakan kalau kemungkinan adanya orang lain di tempat kejadian perkara (TKP).
Refly Harun juga merasa janggal dengan pengakuan Bripka Ricky, yang mengaku baru mengetahui Brigadir J adalah lawan Bharada E ketika sudah tersungkur.
Padahal, saat itu Istri dari Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, hanya memanggil namanya dan Bharada E.
"Artinya, kan yang dipanggil cuma dua nama, kenapa dia bingung dengan siapa dan siapa yang nembak?"
"Barangkali, orang lain gak ada di situ."
"Nah, itu harus ditanyakan, didalami," kata Refly Harun.
Refly Harun juga mengatakan, Bripka Ricky harusnya bisa mengawasi pergerakan dari Brigadir J.
Meski Bripka Ricky tidak melihat langsung dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Karena, Bripka Ricky dan Brigadir J sama-sama berada di lantai bawah.
"Saya tidak tahu mau berkomentar apa."
"Menyaksikan adik-adiknya tembak menembak (Bripka Ricky) diam saja."
"Kemudian sembunyi di belakang kulkas."
"Tembak menembak kan ada akhirnya."
"Salah satu akhirnya ketika Brigadir J, katanya didekati Bharada E dan ditembak pula."
"Masa dia gak lihat orang tersungkur misalnya, karena dia kan juga polisi dan pangkatnya lebih tinggi."
"Apakah dia tidak punya keinginan untuk melindungi temannya?" tambah Refly Harun.
Keterangan dari Bripka Ricky tersebut menjadi tidak logis kata Refly Harun.
Refly Harun juga tak memungkiri bahwa kemungkinan informasi yang ada hanya sepotong-sepotong.
Yang berakibat, informasi kasus Brigadir J tak jelas dan publik jadi semakin bertanya-tanya.
"Ini yang menurut saya jadi tidak logis atau jangan-jangan karena kita menerimanya sepotong-sepotong, jadi terlihat seperti itu," kata Refly Harun.
Itulah beberapa informasi seputar perkembangan kasus kematian Brigadir J di kediaman Irjen Ferdy Sambo. [Democrazy]