DEMOCRAZY.ID - Tak banyak orang tahu jika nama lahir Presiden Joko Widodo adalah Mulyono.
‘Rahasia’ ini terbongkar saat Jokowi menceritakannya sendiri dalam buku berjudul ‘Jokowi Menuju Cahaya’.
Buku karya Alberthiene Endah ini diluncurkan Kamis malam (13/12/2018) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.
Jokowi sendiri hadir didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Saya terlahir dengan nama Mulyono. Tapi, nama itu tak terlalu lama saya miliki karena orang tua saya segera mencarikan nama baru ketika saya berulang kali sakit,” tutur Jokowi dalam buku tersebut.
Nama Mulyono diganti menjadi Joko Widodo karena ia sering sakit.
Sesuai kepercayaan masyarakat Jawa, nama anak yang sering harus diganti.
Maka Mulyono pun berganti denganJoko Widodo dan ndilalah ia tak lagi sakit-sakitan setelah berganti nama.
Percaya boleh tidak, sambungnya, Joko Widodo tumbuh sehat. '
“Itu misteri,” kata Jokowi yang mengaku lahir di Rumah Sakit Brayat Minulyo, di kamar termurah.
Ada satu sketsa menarik dalam buku tersebut, yakni cerita tentang masa kecil Jokowi yang miskin.
Menurutnya, kemiskinan telah mendidiknya dengan baik.
Namun, dari lingkungan serba kekurangan itulah Jokowi mempelajari sesuatu yang luar biasa dari orang-orang terpinggirkan.
“Sikap tegar yang mengagumkan, nrimo, ikhlas, sekaligus penuh syukur, sambil terus berjuang karena hidup terus berjalan,” ungkap Jokowi.
Masa kecil Jokowi dilaluinya di daerah Srambatan di pinggiran Solo.
Tinggal di pinggir kali, Jokowi dan keluarga berpindah-pindah karena diusir pemilik rumah.
Uniknya, Jokowi dan keluarga selalu tinggal dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lainnya yang berada di pinggir kali.
“Saya belum mengerti saat itu bahwa rumah di bantaran adalah cerminan kehidupan yang sangat susah. Wajah kemiskinan. Yang saya pikirkan hanyalah suara air sungai itu sangat menghibur. Bunyi riaknya menyejukkan perasaan. Ya, saya tak merasa miskin sama sekali,” kisahnya.
Peluncuran buku Jokowi dihadiri sejumlah menteri kabinet seperti Menko Polhukam Wiranto, Menhub Budi Karya Sumadi, Mendikbud Muhadjir Effendy, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Mensesneg Pratikno menghadiri acara peluncuran. CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir juga hadir dan duduk di samping Jokowi. [Democrazy/WB]