DEMOCRAZY.ID - Sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Sumut berunjuk rasa di Polda Sumut, Kamis (4/8).
Mereka menuntut kasus tewasnya Brigadir Yosua di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo, segera diungkap.
Pantauan kumparan, massa tiba di Mapolda Sumut sekitar pukul 11.45 WIB.
Mereka datang sambil membawa poster dan spanduk yang bertuliskan Tangkap Ferdy Sambo, hingga Pak Presiden Jokowi Perhatikan Kasus Ini.
Selain itu, ada juga poster dengan tulisan Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Mendesak Kapolri Tangkap dan Usut Tuntas Pembunuhan Brigadir Josua Hutabarat.
Setelah unjuk rasa sekitar 20 menit, perwakilan massa diterima perwakilan Polda Sumut.
Koordinator Lapangan aksi, Rizky Yusuf Siregar mengatakan, awalnya tuntutan mereka meminta Presiden Jokowi mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit, tapi setelah penetapan tersangka Bharada E tuntutan jadi mereka berubah.
“Kita apresiasi bapak Kapolri makannya isunya kita ubah, mendesak Kapolri agar segera mengungkap pelaku ke depannya dan apa motifnya. Dan kita juga tetap masih mengawasi dan mengontrol ini,” kata Rizky usai unjuk rasa.
Rizky menilai proses hukum kasus Brigadir Josua terbilang lambat.
Dia mengaku telah menerima penjelasan dari Polda Sumut terkait penyelidikan kasus itu.
“Namun sudah dijelaskan tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam artian seperti yang disampaikan Dirintelkam Polda Sumut, bahwasanya Polri bersama rakyat,” ujar Risky.
Terkait poster bertuliskan tangkap Ferdy Sambo, lanjut Risky, merupakan aspirasi aliansinya.
Mereka meminta penyidik untuk mendalami kasus ini secara terang benderang.
Menurutnya, penetapan Bharada E sebagai tersangka belum cukup.
“Awalnya isu-isu, asumsi yang dibangun, dalam artian, kan aspirasi kita aja. Dalam artian penentu ke depan kan, ada tim yang dibentuk dari Polri. Itulah penentunya siapa tersangka ke depan,” pungkasnya. [Democrazy]