DEMOCRAZY.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar menyatakan paham terorisme bukan sebuah amalan agama, melainkan tindakan yang bersekutu dengan setan.
"Kita yakinkan bahwa bukan itu amalan daripada agama. Itu amalan dari orang-orang yang bersekutu dengan setan tentunya. Yang tentunya anti terhadap kemanusiaan. Kita harus mengutuk keras peristiwa-peristiwa seperti itu," kata Boy dalam acara Deklarasi Kesiapsiagapan Nasional yang digelar BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (2/8).
Boy menjelaskan bahwa agama tidak pernah mengajarkan tentang kekerasan kepada pemeluknya.
Akan tetapi, para pelaku terorisme kerap menyalahgunakan ajaran agama saat melakukan pelbagai aksi teror.
"Agama adalah rahmat. Agama adalah cinta dan kasih. Agama adalah kedamaian. Tetapi mereka menggunakan itu mengatasnamakan narasi agama," tutur Boy.
Boy menyinggung pengalaman Indonesia menghadapi aksi terorisme pada kasus Bom Bali.
Baginya, pengalaman itu sangat menyesakkan karena menelan banyak korban jiwa.
Bom Bali pada 12 Oktober 2002 diketahui telah menewaskan 202 orang.
Sementara korban tewas aksi bom Bali II yang dilakukan pada Oktober 2005 berjumlah 26 orang.
Boy menganggap aksi teror Bom Bali sangat berbahaya karena telah bersekutu dengan ideologi kekerasan dengan membawa-bawa ajaran agama.
"Realita bahwa ada anak bangsa akhirnya bersekutu dengan ideologi kekerasan. Yang lebih berbahaya lagi apabila menggunakan narasi-narasi agama, dalil-dalil agama. Jadi ini adalah sebuah pembajakan terhadap nilai-nilai agama tidak dibenarkan," kata Boy. [Democrazy]