DEMOCRAZY.ID - Tahun 2013, Kota Surabaya digegerkan pembunuhan sadis seorang balita berinisial FKR (3,5). Balita malang itu dibunuh dengan dibanting berkali-kali lalu disemen. Pelaku pembunuhan tak lain adalah Solikin, tetangga balita putra pasangan Misnawi dan Zubaidah. Motifnya, Solikin mengaku dendam dengan ayah si balita. Kasus ini berawal saat Misnawi dan istrinya mengaku kehilangan anaknya pada Sabtu 16 Februari 2013. Anak bungsunya itu tak pulang ke rumah. Mereka juga sudah mencari ke mana-mana. Karena tak kunjung ditemukan, Misnawi melapor ke polisi pada Minggu, 17 Februari 2013. Kemudian dua hari kemudian mereka diberitahu polisi, anaknya ditemukan tewas mengenaskan di rumah Solikin. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo menyebut FKR dibunuh pada hari menghilangnya. Pihaknya lantas menangkap Solikin saat akan kabur dan ditetapkan sebagai tersangka. Saat diperiksa Solikin mengaku dendam kepada Misnawi, ayah korban. Namun karena tak berani, Solikin menganiaya a
DEMOCRAZY.ID - Tahun 2013, Kota Surabaya digegerkan pembunuhan sadis seorang balita berinisial FKR (3,5). Balita malang itu dibunuh dengan dibanting berkali-kali lalu disemen. Pelaku pembunuhan tak lain adalah Solikin, tetangga balita putra pasangan Misnawi dan Zubaidah. Motifnya, Solikin mengaku dendam dengan ayah si balita. Kasus ini berawal saat Misnawi dan istrinya mengaku kehilangan anaknya pada Sabtu 16 Februari 2013. Anak bungsunya itu tak pulang ke rumah. Mereka juga sudah mencari ke mana-mana. Karena tak kunjung ditemukan, Misnawi melapor ke polisi pada Minggu, 17 Februari 2013. Kemudian dua hari kemudian mereka diberitahu polisi, anaknya ditemukan tewas mengenaskan di rumah Solikin. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo menyebut FKR dibunuh pada hari menghilangnya. Pihaknya lantas menangkap Solikin saat akan kabur dan ditetapkan sebagai tersangka. Saat diperiksa Solikin mengaku dendam kepada Misnawi, ayah korban. Namun karena tak berani, Solikin menganiaya a