DEMOCRAZY.ID - Ratusan orang yang mengaku berasal dari Aliansi Ulama, Habaib dan Tokoh Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Selasa (5/7).
Massa yang terdiri dari beberapa kelompok, seperti Presidium Alumni (PA) 212, Pecinta Bahar bin Smith (PHB), hingga Pecinta Rizieq Shihab, itu menuntut agar Pemprov Jatim menutup outlet Holywings di Surabaya secara permanen.
Sejumlah poster dan spanduk tuntutan dibentang, mereka juga mengibarkan bendera bergambar eks Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith.
"Kami ingin Holywings ditutup permanen, bukan sifatnya sementara, jadi seterusnya Keberadaan mereka banyak mudaratnya daripada kebaikannya," kata Korlap alumni PA 212 Lamongan, Muhammad Taufiq, di sela aksi.
Taufiq menyebutkan promosi minuman alkohol yang dilakukan Holywings dengan menggunakan nama Muhammad dan Maria, jelas merupakan tindakan penistaan agama yang disengaja.
"Mereka menghina nama Nabi Muhammad, mereka sudah benar-benar melecehkan. Bukan tanpa disengaja, itu satu kesengajaan karena nama Muhammad itu bukan suatu yang asing, karena terkenal dimana-mana," ucapnya.
Pihaknya menilai, keberadaan Holywings di Jatim sudah tidak layak, karena lebih mengandung sisi negatif bagi lingkungan sekitar.
Bahkan, mereka juga menyoroti permainan izin yang dilakukan Holywings.
"Kan sudah tahu muslim tidak boleh minum-minuman keras. Harusnya yang marah bukan cuma kami, di situ ada bunda Maria dan ini di agama Nasrani juga harusnya marah, cuman mungkin mereka nggak terbiasa dengan demo seperti ini, makanya kami mewakili," sambungnya.
Mereka juga menegaskan, akan segera menggelar mediasi dengan DPR dan MPR tentang kegaduhan yang dilakukan Holywings dengan mencatut nama Muhammad dan Maria dalam promosi mirasnya.
Tak hanya itu, Massa juga sempat melakukan aksi demo di tengah Jalan Gubernur Suryo, hal itu membuat arus lalu lintas sempat tersendat.
Namun tak lama massa sudah bergeser menepi ke Taman Apsari dan membuka akses jalan bagi para pengendara kendaraan bermotor.
Sementara itu, sejumlah personel kepolisian juga berjaga di depan Gedung Negara Grahadi. Kawat pagar berduri juga dipasang untuk pengamanan. [Democrazy]