DEMOCRAZY.ID - Video Gubernur Maluku Murad Ismail tantang duel mahasiswa yang mendemonya viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran, rekaman tersebar luas di sejumlah platform, seperti Twitter dan TikTok.
Pada awal video memperlihatkan sebuah acara yang dihadiri Murad dan beberapa pejabat daerah lainnya.
Murad yang awalnya duduk tiba-tiba berdiri dan menghadap ke massa yang berada di luar lokasi acara.
"Woe… Kasi masuk sini katong (kita) bakalai (duel) mari. Sudah lama saya enggak bakalai ini,” katanya.
Murad yang terlihat kesal langsung ditenangkan oleh orang-orang disekitarnya.
Di akhir rekaman, Murad kembali duduk di kursinya.
Sementara hingga Minggu (10/7/2022), video Murad tantang duel warga sudah ditonton lebih dari 100 ribu kali.
Sejumlah warganet juga ikut memberikan responsnya.
Termasuk menyangkan aksi Murad saat ajak mahasiswa berduel.
Kronologi Kejadian
Dihimpun dari Kompas.com, kejadian ini bermula saat Murad menghadiri acara peresmian Pelabuhan Merah Putih di Namlea, Kabupaten Buru, Sabtu (9/7/2022) kemarin.
Murad tidak datang sendiri, ia didampingi istrinya Widya Murad Ismail.
Terlihat juga Bupati Buru, Djalaludin Salampessy di lokasi acara.
Kedatangan Murad di Kabupaten Buru ternyata diwarnai aksi demo dari mahasiswa dan warga.
Mereka menagih janji kampanye Murad saat Pilkada 2018.
Disebutkan, saat kampanye Murad berjanji kepada masyarakat Batbual untuk membangun jalan jika terpilih jadi gubernur kelak.
Namun hingga Murad duduk di kursi gubernur, ia belum menepati janjinya hingga membuat mahasiswa melakukan demo.
Kemudian terjadilah aksi Murad tantang mahasiswa untuk berudel.
Murad langsung memberikan responsnya saat memberikan sambutan.
Ia berjanji akan menuntaskan pembangunan jalan sepanjang 32 kilometer dari Kecamatan Kaiyeli menuju Batabual.
Penjelasan Bupati Buru
Pj Bupati Buru, Djalaludin Salampessy membenarkan kejadian yang viral.
"Jadi memang ada insiden," ucapnya, Minggu (10/7/2022)
Meskipun demikian, Salampessy meminta masyarakat tidak memandang tantangan duel Murad sebagai hal negatif.
Menurutnya, apa yang disampaikan Murad adalah bentuk sapaan akrab orang Maluku.
"Bukan penafsiran ajak berkelahi. Itu cara sapaan saja sebagai orang Maluku. Saya tidak setuju kalau sesuatu yang kemudian diterjemahkan buruk," tambah Salampessy.
Salampessy kemudian membandingkan Gubernur Maluku sebelumnya dengan Murad perihal masih bisa menyempatkan waktu Salat Ied bersama warga di kabupaten
Ia menganggap kedatangan Murad ke Kabupaten Buru perlu diapresiasi.
"Saya kira ini jarang dilakukan pemimpin terdahulu. Beliau sangat rindu sholat Id bersama masyarakat," pungkasnya. [Democrazy/Tribun]