DEMOCRAZY.ID - Aksi massa yang terjadi di Sri Lanka tidak boleh dianggap sepele oleh pemerintah Indonesia.
Sebab bukan tidak mungkin peristiwa yang menimpa Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa yang kabur melarikan diri saat kediamannya digeruduk ratusan ribu massa juga bisa terjadi di tanah air.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai peristiwa di Sri Lanka bisa saja merembet ke Indonesia. Sebab, gejala yang dialami terbilang sama.
Di mana pemerintah terkesan gagal urus negara, utang menumpuk, dan tidak sedikit proyek pemerintah memberatkan keuangan negara.
"Jadi Jokowi bisa saja bernasib seperi Rajapaksa di Sri Lanka. Jika dia juga gagal urus negara. Apalagi jika utang terus menumpuk dan negara bangkrut,” ujarnya, Minggu (10/7).
“Ingat, Rajapaksa itu kabur didemo rakyat. Gara-garanya bikin negara bangkrut, negara banyak utang, dan gagal urus negara," sambung Muslim.
Dia mewanti-wanti bahwa utang negara saat ini sudah mencapai Rp 7 ribu triliun lebih.
Di satu sisi, pemerintah terus membangun proyek yang mahal dan tidak sedikit proyek yang sudah jadi dijual untuk membayar utang.
"Ini adalah tanda-tanda kebangkrutan negara. Tidak dapat dielakkan jika negara bangkrut dan gagal bayar utang karena gagal urus negara, Jokowi bisa bernasib seperti Rajapaksa Sri Lanka," kata Muslim.
Seharusnya, sambung Koordinator Indonesia Bersatu ini, kasus di Sri Lanka dijadikan pembelajaran oleh Jokowi bahwa adanya kegagalan kepemimpinan dan mengurus negara.
"Besaran utang saat ini dan gagal bayar utang akan menghancurkan negara. Rakyat akan ngamuk seperti Sri Lanka. Jokowi harus segera sadar," pungkas Muslim. [Democrazy]