DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa bebasnya Habib Rizieq Shihab membawa angin segar bagi publik yang merindukan keadilan dan kejujuran di republik Indonesia.
Pasalnya, Habib Rizieq dianggap sebagai simbol keadilan dan kejujuran yang menjadi oposisi pemerintahan saat ini.
Menurut Rocky, bebasnya Habib Rizieq menjadi harapan bagi publik di tengah krisisnya partai politik (parpol) yang menjadi oposisi pemerintah.
"Ketika orang kehilangan kepercayaan terhadap partai politik dan tokoh-tokoh (nasional), pembebasan Habib Rizieq justru menimbulkan harapan itu," ujar Rocky Gerung dikutip dari akun YouTubenya, Jumat (22/7/2022).
Lebih lanjut dia menjelaskan, bebasnya Habib Rizieq memunculkan harapan publik bahwa keadilan dapat ditegakkan di Indonesia.
"Pada Habib Rizieq ada harapan untuk memperbaiki Indonesia," ujar Rocky.
Dia menyebut, mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu cepat atau lambat akan kembali memimpin gerakan-gerakan untuk memprotes kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
"Habib Rizieq pasti akan kembali memimpin gerakan, dengan konsekuensi yang berhadapan langsung dengan kekuasaan yang makin lama semakin otoriter," tegasnya.
Rocky mencontohkan, Habib Rizieq akan memimpin gerakan penolakan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang memuat banyak pasal kontroversial.
Seperti diketahui bahwa Habib Rizieq bebas bersyarat pada Rabu (20/7) lalu, setelah menjalani sepertiga dari total masa tahanannya.
Usai keluar dari Rutan Cipinang Jakarta, Habib Rizieq langsung menggelar konferensi pers di Petamburan, Jakarta Pusat.
Dia menyatakan akan kembali berjuang melawan kezaliman dan menegakkan amar makruf nahi mungkar.
Sebab, Rizieq menilai Indonesia saat ini darurat kebohongan dan darurat korupsi.
"Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak," kata Habib Rizieq dalam konferensi pers di Petamburan, Jakarta, Rabu (20/7).
"Bagaimana kita punya negeri di mana-mana ada kerusakan, di mana-mana ada kemungkaran, saudara. Maka kebohongan sudah membudaya dan negeri kita lagi darurat kebohongan," jelasnya. [Democrazy]