DEMOCRAZY.ID - Pistol Glock 17 yang oleh Mabes Polri disebut digunakan Bharada E menembak Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, hingga kini masih misterius.
Mantan Kepala Bais TNI Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto menyebut pengusutan kasus tersebut sebenarnya simple.
Polisi tinggal menelusuri siapa pemegang pistol Glock 17 buatan Austria tersebut. Apakah Bharada E atau terdaftar atas nama orang lain.
"Apa yang disampaikan oleh Kapolres Jakarta Selatan dan polisi lainnya hanyalah cerita. Fakta yang pasti adalah matinya Brigadir J. Itu fakta," tegas Soleman B Ponto dalam tayangan video seperti dikutip dari chanel Youtube Corry Official pada Selasa 19 Juli 2022.
Soleman menyoroti Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto yang membawa map berisi hasil otopsi Brigadir J.
"Sudah jelas ada yang tewas tertembak akibat tembakan peluru. Namun, sampai saat ini belum ada tersangkanya. Malah cenderung pada kasus pelecehan seksual," imbuhnya.
Soleman Ponto meyakini polisi pasti sudah tahu siapa yang membunuh Brigadir J.
Sebab, ada pistol Glock 17 yang digunakan menembak Brigadir J. Menurutnya, pistol itu memiliki nomor registrasi.
"Dari nomor pistol itu akan ketahuan siapa pemegangnya. Pasti polisi sudah tahu itu. Begitu pistol dipegang yang dilihat nomornya. Tinggal masukkan nomor pasti ketahuan. Apakah pemegang Glock 17 ini Bharada E atau siapa. Nggak usah diperdebatkan mengapa pistol ini ada di tangan E," terangnya.
Soleman Ponto menyebutnya Glock 17 ini adalah pistol raja-raja.
Karena itu harus diselidiki apakah ada nama raja di daftar pemegang Glock 17 tersebut.
"Sehingga kalau mau mengungkap ini nggak usah jauh-jauh. Ikuti alur pistol itu. Kan ada 2 pistol yang katanya digunakan buat tembak menembak. Datang saja ke gudang senjata. Tinggal dimasukkan nomor pasti muncul siapa pemegangnya. Mudah, tinggal umumkan pistol nomor sekian dipegang oleh siapa. Kalau namanya tidak muncul ini akan jadi pertanyaan lagi. Siapa yang memasukkan pistol itu," urainya.
Dikatakan, setiap senjata yang masuk secara legal dan dipegang oleh orang yang sah, pasti yang bersangkutan memiliki kartu pemilik senjata (KPS).
Pistol, lanjut Soleman, punya catatan harian. Mulai pistol itu datang, diserahkan kepada orangnya, siapa yang menggunakan, berapa peluru yang diserahkan dan berapa puluru yang masih tersisa ada catatan hariannya.
"Dari catatan harian pistol itu bisa diketahui siapa pemegangnya. Pada hari itu juga bisa diketahui pistol itu ada dimana. Paling tidak kepala gudang senjata tahu siapa yang pegang pistol nomor itu. Apakah sesuai seperti yang disampaikan Kapolres Jakarta Selatan atau tidak. Karena hanya Pak Kapolres yang tahu. Nah, masyarakat ini tahunya hanya satu. Yaitu Brigadir J mati dan sudah dikuburkan. Itu saja. Yang lain-lain hanyalah logika-logika yang timbul berdasarkan yang disampaikan polisi," paparnya. [Democrazy/FIN]