DEMOCRAZY.ID - Masjid Ibn Rusyd-Goethe di Berlin menjadi masjid di Jerman pertama yang mengibarkan bendera pelangi atau yang merupakan simbol kebanggaan dan keragaman komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan queer (LGBTQ).
Terletak di lingkungan Moabit pusat ibukota Jerman, terlihat ada bendera LGBT yang membentangkan benderanya di depan sekelompok kecil orang.
Hal tersebut juga termasuk dilihat oleh Senator Kebudayaan Berlin Klaus Lederer.
Para peserta mengenakan stiker bertuliskan "Cinta itu Halal" menjelang serangkaian acara LGBTQ yang dijadwalkan berlangsung di kota itu pada bulan Juli 2022.
Salah satu dari enam imam masjid, Mo el-Ketab mengatakan ruang itu dimaksudkan untuk menjadi "tempat aman bagi orang-orang yang berbeda".
Dengan begitu, mereka (kaum LGBT) juga dapat mengalami sisi spiritual kehidupan mereka masing-masing.
"Saya berharap banyak masjid lain juga akan mengibarkan bendera dengan cara ini atau memberikan tanda-tanda positif lainnya bagi komunitas LGBT,” ujar Mo el-Ketab, dikutip dari laman DW pada Senin, 4 Juli 2022.
Bendera LGBT itu akan tetap ada hingga akhir Juli 2022, situs web LGBTQ Queer.de melaporkan.
Sementara sebagian besar dunia merayakan bulan kebanggaan pada bulan Juni, ibukota Jerman akan mengadakan dua acara besar LGBTQ pada bulan Juli.
Salah satunya adalah Festival Lesbian dan Gay pada 16 dan 17 Juli, sedangkan yang lainnya adalah Christopher Street Day (CSD) pada 23 Juli.
Menurut surat kabar yang berbasis di Berlin Der Tagesspiegel, penyelenggara telah merencanakan empat minggu acara yang dimulai dari peringatan protes Stonewall pada 28 Juni hingga Hari Christopher Street.
Anggota dewan CSD Marc-Eric Lehmann mengatakan bendera pelangi di masjid Ibn Rushd-Goethe mengirimkan "tanda yang sangat kuat" dan "sangat penting" untuk menemukan tempat bagi agama di komunitas LGBTQ.
"Orang queer juga bisa religius dan percaya pada Tuhan," katanya.
"Kita seharusnya tidak hanya berbicara tentang ruang aman di bar dan klub di Berlin, kita juga harus berbicara tentang ruang aman di tempat ibadah."
Masjid Berlin itu juga menjadi satu-satunya masjid liberal di Jerman yang mencampurkan shaf salat antara laki-laki dnegan wanita. Ini pertama kali didirikan hanya lima tahun yang lalu. [Democrazy]