DEMOCRAZY.ID - Mantan Kabais (Kepala badan Intelijen Strategis TNI) Laksamana TNI (Purn) Soleman B Ponto menyatakan yakin bahwa polisi sudah tahu pembunuh Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, beberapa waktu lalu.
Itu kalau mengikuti alur pistol glock di lokasi terkait penembakan Brigadir J.
"Kemarin polisi bergerak lagi ke penembakan dengan pistol glock. Sebenarnya, saya yakin polisi ini sudah tahu pembunuhnya. pasti, saya yakin tahu. Dari mana, polisi sudah tahu bahwa di situ ada pistol glock. Setiap pistol itu punya nama, artinya punya nomor," kata mantan Kabais Soleman B Ponto di podcast Refly Harun, 19 Juli.
Menurut dia, dari noimor pistol itu bisa ditelusuri, dan diketahui siapa pemegang, bahkan bisa sampai di lokasi tersebut.
"Dari nomor itu sudah tahu siapa pemegang pistol itu. Pasti polisi sudah tahu itu, polisi begiu pegang pistol itu, langsung lihat nomor. Jaman sekarang nomor itu langsung klik langsung ketemu. Nomor ini pemegangnya siapa, tinggal lihat saja. Apakah nomor ini punya saudara E, atau siapa, nggak usah diperbincangkan, mengapa pistol ini di saudara e," katanya.
Menariknya, Soleman B Ponto menyebut itu pistol raja-raja. Kalau saya bilang ini pistol raja-raja.
Ya sudahlah, ada nggak nama raja itu di situ," ujarnya.
Soal nomor pistol dan pemegangnya, ia lantas ia memberikan contohnya, pistol yang ia miliki. Pistol miliknya itu tercatat.
Sebagai pensiunan TNI AL dia menjelaskan, kalau di AL lebih parah, pistol tercatat, peluru dihitung, kalau dikembalikan, berapa yang kembali.
"Jadi, kalau kita menguak kasus ini, nggak usah jauh-jauh, ikuti alur pistol ini. Ada dua pistol itu, namanya siapa, datang saja ke gudang senjata, Gudang senjata pasti sudah komputerisasi, tulis nomornya, akan keluar namanya," ujarnya.
Dia pun membuka kemungkinan lain, kalau ternyata dalam data di komputer gudang senjata, ternyata pistol itu tidak tercatat, tidak muncul di komputer gudang senjata.
"Kalau nggak keluar namanya, ini pertanyaan lagi, siapa yang memasukkan pistol itu. Sepanjang pistol itu masuk secara sah, dipegang secara sah, pasti punya kartu pemilik senjata, pasti punya. Dari situ pasti ketemu. Itu ibaratnya STNK mobil," katanya.
Dengan bekal nomor dan segala data pistol glock tersebut, yang saat itu ditemukan di lokasi pembunuhan Brigadir J, menurut dia gampang untuk menelusuri pembunuhan itu.
"Jadi kalau mau mengumumkan, gampang sekali kok, lihat saja siapa yang pegang pistol itu," tandasnya.
Kalau sekarang polisi belum juga mengumumkan, ia mencium hal lain, yakni polisi hitung-hitungan untung dan rugi,
"Tapi sekarang rasanya, polisi tinggal hitung-hitung, kalau diumumkan siapa rugi, siapa yang dirugikan. Atau siapa yang terasa rugi. Itu saja," tegasnya.
Bagi dia, sebenarnya nama Polri tidak akan runtuh kalau mengumumkan pelaku pembunuhan atau penembak Brigadir J, malah sebaliknya Polri mendapat kepercayaan dari rakyat.
"Bagi kita rakyat, Polisi ini tidak akan runtuh apabila pembunuhnya berasal dari dalam polisi iu sendiri. malah akan mendapat kepercayaan kalau mau membuka tabir ini seterang-terangnya," ungkap pensiunan perwira tinggi TNI itu. [Democrazy]