DEMOCRAZY.ID - Eks Kabareskrim Komjen Pol. (purn) Ito Sumardi beri tanggapan mengejutkan soal senjata Glock 17 yang dipakai Bharada E tembak Brigadir J.
Diketahui kalau Bharada E sempat baku tembak dengan Brigadir J hingga tewas di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo.
Peristiwa Brigadir J tewas ditembak di Rumah Dinas Kadiv Propam itu terjadi pada 8 Juli 2022 lalu dan baru mencuat ke publik pada 11 Juli 2022.
Bahkan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo sampai membentuk tim guna mengusut kasus yang tengah jadi perbincangan ini.
Melihat fenomena Brigadir J tewas ditembak Bharada E, eks Kabareskrim Komjen Pol. (purn) Ito Sumardi turut memberikan komentar lewat pengalaman selama masih aktif di kepolisian.
Ito Sumardi bercerita lewat diskusi pada akun YouTube Polisi Ooh Polisi yang berjudul 'Tragedi di Rumah Jenderal - Kejanggalan2 yang Masih Janggal'.
Video berdurasi 38 menit 51 detik itu diketahui terbit pada 16 Juli 2022, dimana menampilkan sederet mantan petinggi dari kepolisian.
Mulai dari eks Kadiv Humas Polri Irjen Pol (purn) Ronny F Sompi, eks Kabareskrim Komjen Pol. (purn) Ito Sumardi, eks Kabareskrim Komjen Pol. (purn) Susno Duadji, dan eks Kadivkum Irjen Pol. (purn) Aryanto Sutadi.
Ito Sumardi bercerita bahwa dirinya sempat menjadi ajudan Kapolri dan dua Wakapolri saat masih menjabat.
"Jadi ini saya akan kebetulan pernah jadi ajudan Kapolri, satu tahun empat bulan, dua Wakapolri," kata Ito.
"Yang bisa saya alami tentunya kita kalau polisi dan harus bicara masalah fakta. Ini fakta, pengalaman fakta," sambungnya.
Lebih lanjut eks Kabareskrim tersebut menuturkan bahwa pada saat dulu ancaman kejahatan berbeda dengan situasi sekarang.
"Dulu itu ancamannya beda dengan sekarang. Senjata saya dulu masih senjata revolver, ya," terang Ito.
"Tapi kan sejalan dengan perkembangan zaman, ya sekarang inikan kejahatan semakin meningkat ancaman juga semakin besar terhadap orang yang kita layani," lanjutnya.
Menurut Ito Sumardi bahwa Polri pasti telah mempertimbangkan senjata apa yang akan digunakan oleh tiap anggota.
"Nah di dalam persenjataan juga tentunya setiap kesatuan Polri itu sudah mempertimbangkan spesifikasi senjata api yang digunakan, termasuk senjata api genggam," beber Ito.
Ito Sumardi ini bilang bahwa saat masih menjadi Kabareskrim (2009-2011), para pengawalnya yang masih Tamtama telah menggunakan Glock.
"Pengalaman dari saya dulu pada saat saya Kapolda sampai dengan Kabareskrim, apalagi waktu Kabareskrim saya tuh dikawal dengan satu unit dari Densus," cerita Ito.
"Itu anggota yang Tamtama semua itu diberi kelengkapan senjata api genggam, yaitu dengan menggunakan Glock, ya," sambungnya.
Ito Sumardi turut mematahkan asumsi di publik bahwa senjata api Glock tidak boleh dipakai oleh anggota yang masih Tamtama.
"Jadi bukan berarti yang isu di luar mengatakan Glock itu bukan pegangan Tamtama, saya kira mungkin di kepolisian kita punya standar sendiri," imbuh Ito.
"Hanya mungkin hanya mungkin mungkin kita akan tentunya tiap senjata itu adalah dipertanggungjawabkan kepada perorangan," tambahnya. [Democrazy/FIN]