DEMOCRAZY.ID - Nicke Widyawati selaku Direktur Utama (Dirut) Pertamina menjawab tudingan soal harga BBM Malaysia yang jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.
Menurut Nicke Widyawati, pemerintah Malaysia memberikan dana subsidi yang sangat besar untuk Petronas.
Jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah Malaysia kepada Petronas memang berbanding jauh dengan subsidi di Indonesia.
“Petronas itu subsidinya jauh lebih besar dibandingkan Indonesia makanya harga jual BBM-nya lebih murah karena minyak yang digunakan mau di Indonesia atau Malaysia, Amerika, itu dipatok dengan harga minyak dunia,” ujar Nicke Widyawati, Senin 11 Juli 2022.
Diketahui bahwa BBM Ron 95 di Malaysia dijual Rp7.000 per liter.
Sedangkan untuk BBM Ron 92 (Pertamax) dibanderol seharga Rp12.500 per liter.
Walaupun harga BBM Pertamina lebih mahal dari Malaysia, Nicke Widyawati mengatakan bahwa Cost of Good Solds (COGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP) tidak lebih tinggi.
Hal tersebut dikarenakan komponen dalam produksi yang berada di semua kilang minyak adalah minyak mentah yang mengikuti batasan harga minyak dunia.
Faktor lainnya yang diungkit oleh bos Pertamina ini adalah pendapatan per kapita Indonesia yang jauh lebih rendah dibanding Malaysia yang dapat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat.
“Itu consider kenapa harga BBM tidak dilepas sesuai harga pasar. Kalau dibandingkan daya beli masyarakat pendapatan per kapita ini akan terjadi masalah besar, akan menimbulkan inflasi dan ke mana-mana,” kata Nicke Widyawati.
Nicke Widyawati juga meyakinkan masyarakat bahwa Pertamina tidak akan merugi walaupun subsidi tidak naik dan harga minyak terus meningkat.
Pertamina selalu mendapatkan windfall profit di sektor hulu yang berfungsi untuk menutupi kerugian di hilir.
“Harga pembelian migas naik, Pertamina untung USD 2 miliar atau Rp 29,3 triliun, karena Pertamina terintegrasi dari hulu ke hilir. Ketika harga migas naik kita di hulu dapat keuntungan windfall,” tutur Nicke Widyawati.
Nicke Widyawati sangat mengapresiasi pemerintah yang selalu mencegah Pertamina mengalami kerugian dengan menambah dana subsidi.
“Jika tidak ada tambahan anggaran subsidi dan kompensasi maka Pertamina akan rugi,” pungkas Nicke Widyawati. [Democrazy/terkini]