DEMOCRAZY.ID - Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga mengomentari pencopotan Sofyan Djalil dari kursi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Adapun, Sofyan yang sudah menjabat sebagai Menteri ATR sejak 27 Juli 2016 di masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tersebut ditendang dan digantikan oleh mantan panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Menurutnya, Sofyan merupakan salah satu orangnya mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat ini sudah tak seirama dengan Jokowi.
Oleh sebab itu, Sofyan disapu dari kabinet Jokowi-Maruf sebagai langkah bersihkan kabinet dari anteknya Jusuf Kalla.
"Yang mana (Jusuf Kalla) sudah tidak lagi seirama dengan politiknya Jokowi. Kalau karena itu, Sofyan Djalil sangat berpeluang di-reshuffle," ujar Jamiluddin, Kamis 16 Juni 2022.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumumkan pencopotan Sofyan Djalil dari kursi menteri sebagai bagian dari reshuffle kabinet Indonesia Maju pada Rabu 15 Juni 2022.
Jauh sebelum membantu Jokowi, Sofyan juga sudah menjadi menteri selama kurang lebih 13 tahun sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Jamiluddin pun menilai pencopotan Sofyan berdasarkan pertimbangan akomodir politik.
Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul itu, janji-janji politik Jokowi akan sulit diwujudkan bila kabinetnya hanya berdasarkan pertimbangan akomodir politik.
Jamiluddin beralasan, kinerja Sofyan selama menjadi menteri cukup baik.
"Sebenarnya, kalau dasarnya atas kinerja, Sofyan Djalil sangat tidak layak di-reshuffle," ungkapnya. [Democrazy/poskota]