DEMOCRAZY.ID - Partai NasDem baru saja mengumumkan rekomendasi 3 nama bakal Capres 2024, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Sebelum mengerucut ke-3 nama itu, ada sejumlah nama tokoh yang diusulkan para Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem, salah satunya adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Sayangnya Erick harus tersingkir, padahal mengantongi dukungan 16 DPW NasDem dan menempati posisi ke-3 setelah Anies (32 DPW) dan Ganjar (29 DPW).
Sekretaris Steering Committee (SC) Rakernas NasDem Willy Aditya pun menjelaskan mengenai alasan Erick tak terpilih sebagai 3 besar capres rekomendasi NasDem dan akhirnya Andika Perkasa yang terpilih.
Menurutnya, penentuan rekomendasi 3 nama capres tak hanya sekadar masalah kuantitatif atau jumlah dukungan dari DPW maupun hasil survei, namun juga persoalan kualitatif sosok tersebut.
"Sudah dijelaskan, kita dalam proses menentukan 3 nama itu jumlah terbanyak. Dalam mekanisme partai kita gariskan. Dalam rapat SC, variabel menonjol lebih kualitatif, setelah kuantitatif. Kata Pak Surya (Paloh) kami tidak hanya megang hasil survei. Maka kenapa Pak Andika, kami (melihat) lebih ke faktor kualitatif," ujar Willy usai penutupan Rakernas NasDem di JCC, Jumat (17/6) tengah malam.
Namun, Willy membantah jika faktor kualitatif yang membuat Andika Perkasa masuk jajaran 3 besar karena kualitas yang lebih baik ketimbang Erick.
Ia menegaskan Andika dipandang sebagai sosok yang berkomitmen dan berintegritas pada bangsa, serta mempresentasikan wakil dari militer.
"Kualitatif itu bukan kualitas. Variabel-variabelnya, tentang komitmen kebangsaan, integritas. Ya kalau kualitas kita (tetap) harus lihat. Jadi ini musyawarah gimana," terang Ketua DPP NasDem ini.
Willy menjelaskan 3 nama capres rekomendasi NasDem ini memang tidak sepenuhnya berdasarkan hasil voting dari DPW.
Namun melihat pada variabel yang lebih kualitatif pada sosok yang diusulkan, termasuk Andika Perkasa.
"Kenapa 3 nama ini tidak berdasar voting? kenapa Anies dan Ganjar masuk? Itu rasionalitas politik bagaimana 2 besar hampir di semua survei dapil yang kami lakukan dia itu dominan," paparnya.
"Terkait Pak Andika, variabel yang lebih kualitatif. bagaimana komitmen jaga bangsa. Komitmen jaga stabilitas, kemudian keseimbangan representasi sipil dan militer. Ini yang jadi keputusan kami dalam musyawarah tadi malam dalam tentukan bakal capres yang diserahkan ke ketum," pungkasnya. [Democrazy]